Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Iklim Makin Nyata, Beberapa Wilayah Alami Kenaikan Suhu 1,5 Derajat Celsius

Kompas.com - 23/08/2023, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Dan akan ada semakin banyak orang merasakan kenaikan suhu 1,5 derajat celsius atau lebih sepanjang tahun.

Francesco Tubiello, ahli statistik senior di Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), mengatakan sejumlah negara dengan populasi gabungan hampir 3 miliar jiwa terkena pemanasan lebih dari 1,5 derajat celsius pada 2022.

Dia membandingkan tahun 2022 dengan suhu yang lebih dingin pada 1951 hingga 1980, yang merupakan data dasar FAO dan NASA.

Ketika periode tersebut, suhu global sudah meningkat sekitar 0,3 derajat celsius sejak masa pra-industri.

Dalam laporannya pada 2018, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperkirakan bahwa antara 20 hingga 40 persen populasi dunia pernah merasakan kenaikan suhu 1,5 derajat celsius, setidaknya dalam satu musim.

Baca juga: Dampak Perubahan Iklim Sangat Nyata, Banyak Wilayah Indonesia Tergenang Permanen

Pemanasan di laut

Selain di daratan, lautan juga merasakan kenaikan suhu yang signifikan. Namun, pemanasan yang terjadi di lautan seringkali diabaikan.

Laporan PBB, misalnya, cenderung merujuk pada beberapa benua seperti Eropa dan Afrika yang memanas lebih cepat dibandingkan rata-rata global.

Akan tetapi, laporan tersebut tidak menyebutkan bahwa hampir semua daratan memanas lebih cepat dibandingkan rata-rata global, termasuk lautan.

Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Kebakaran Hutan di Eropa Makin Ganas

Zeke Hausfather, ilmuwan iklim di Breakthrough Institute, mengatakan angin laut yang sejuk dapat membantu mengimbangi laju pemanasan di dekat pantai.

“Orang-orang cenderung tinggal secara tidak proporsional di dekat daerah pesisir, yang cenderung memiliki tingkat pemanasan yang lebih rendah karena kedekatannya dengan lautan,” kata Hausfather.

Hausfather turut menjelaskan pengalaman rata-rata orang yang mengalami pemanasan dalam jangka panjang.

IPCC memperkirakan, ada 900 juta jiwa tinggal di dataran rendah pesisir, termasuk di beberapa kota besar seperti Tokyo, Mumbai, New York, Shanghai, Lagos, dan Buenos Aires.

Baca juga: Pidato Jokowi tentang Hilirisasi Nikel, Walhi: Tak Peduli Krisis Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau