Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/08/2023, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

“(hitung-hitungan) kasarnya, mengebor tiga atau empat sumur mendapat (keberhasilan) satu (sumur panas bumi produksi) yang cadangannya bagus,” tutur Fabby saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/8/2023).

Dengan success rate tersebut, ditambah biaya pengeboran, untuk melakukan eksplorasi hingga didapatkan satu sumur produksi biaya yang dibutuhkan antara 12 juta dollar AS (Rp 183 miliar) hingga 20 juta dollar AS (Rp 305 miliar).

Baca juga: Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP): Cara Kerja, Jenis, dan Komponennya

“Itu (eksplorasi minyak bumi) memang membutuhkan tingkat kajian geologi yang harus benar-benar mumpuni,” ucap Fabby.

Selain eksplorasi, risiko lain yang ditanggung oleh pengembang PLTP adalah pasar. Idealnya, ketika proses eksplorasi dilakukan dan mendapat sumur produksi, harus cepat-cepat dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik.

“Kalau setelah mengebor ketemu, itu idealnya langsung dikembangkan dalam dua sampai lima tahun ke depan. Kalau enggak segera dikembangan, nanti sia-sia investasinya,” tegas Fabby.

Dia juga menyoroti pasar Indonesia hanya ada satu pembeli tunggal alias single buyer yang membeli listrik dari perusahaan pembangkitan listrik, yaitu PLN.

Sehingga, pengembang akan sangat bergantung pada keputusan ataupun rencana PLN dalam membeli listrik dari pembangkit, termasuk PLTP.

Menurut Fabby, salah satu upaya yang bisa dipertimbangkan untuk mengatasi single buyer adalah dengan memperluas pasar. Contohnya adalah menyalurkan listrik dari PLTP langsung ke kawasan industri.

Dengan demikian, pasar untuk listrik PLTP bisa semakin luas dan industri mendapatkan energi bersih, menjadikannya nilai tambah bagi produknya.

Baca juga: Potensi Panas Bumi di Jawa Timur, Besar tapi Belum Termanfaatkan Maksimal

Menjaga hutan

Selain tidak menghasilkan emisi, secara tidak langsung kehadiran PLTP sejatinya menjaga luas tutupan hutan di lokasinya beroperasi.

Fabby memaparkan, sumur produksi PLTP membutuhkan air yang cukup untuk menghasilkan uap. Sehingga, ketersediaan air di dalam sumur produksi harus terus dirawat agar suplainya tetap stabil dan dalam keadaan yang baik.

Upaya merawat ketersediaan air di dalam sumur produksi tak lain dan tak bukan adalah dengan menjaga pepohonan di dalam hutan. Bila hutannya terlindungi, secara otomatis kelestarian air di dalam sumur produksi PLTP juga terjaga.

“Semakin bagus tutupan hutannya, semakin banyak airnya. Kualitas sumurnya juga semakin bagus. Mau enggak mau harus menjaga hutan, menanam pohon, karena pengaruhnya ke produktivitas pembangkit,” kata Fabby.

“Kalau kita lihat di lokasi PLTP, kawasan sekitarnya pasti hijau. Karena kalau mereka tidak bisa menjaga hutan sekitarnya akan memengaruhi luaran (sumurnya),” sambungnya.

Fabby mengakui, pada awal-awal pembangunan memang perlu membuka lahan terlebih dulu, baik untuk eksplorasi maupun eksploitasi karena melibatkan pembangunan infrastruktur dan alat berat.

“Ketika pembangkitnya sudah jadi, PLTP ini harus memastikan hutannya tetap ada, atau malah lebih tinggi (luasan tutupan hutannya),” tuntas Fabby.

Baca juga: Potensi Panas Bumi di Jawa Timur, Besar tapi Belum Termanfaatkan Maksimal

Tekan emisi

Bila dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara, kehadiran PLTP dapat mengganti suplai listrik tanpa menghasilkan emisi karbon.

Direktur Operasi & HSSE PT Geo Dipa Energi Rio Supriadinata Marza mengatakan, salah satu PLTP yang dioperasikan perusahaan adalah PLTP Dieng. 

PLTP Dieng memiliki kapasitas terpasang 70 MW yang terdiri atas Dieng Unit 1 dengan 60 WM dan Dieng Small Scale dengan 10 MW.

Total produksi listrik dari Dieng Unit 1 rata-rata dalam setahun adalah 350 gigawatt jam (GWh).

Jika produksi listrik 1 megawatt jam (MWh) PLTP dapat mereduksi 1 ton karbon dioksida. Bila dibandingkan PLTU batu bara, maka jumlah emisi karbon yang bisa direduksi adalah 350.000 ton per tahun.

Baca juga: PGE dan Chevron Kembangkan WKP Way Ratai di Lampung, Berencana Bangun PLTP

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kolaborasi UMKM Garut dan BRIN Bikin Gedebog Pisang Naik Kelas
Kolaborasi UMKM Garut dan BRIN Bikin Gedebog Pisang Naik Kelas
LSM/Figur
Inovasi Doktor Termuda IPB yang Kembangkan Metode Deteksi Kerusakan akibat Karhutla
Inovasi Doktor Termuda IPB yang Kembangkan Metode Deteksi Kerusakan akibat Karhutla
LSM/Figur
Tenaga Angin Bisa Pulihkan Laut, Cukup Sisihkan 1 Persen Dana Proyek
Tenaga Angin Bisa Pulihkan Laut, Cukup Sisihkan 1 Persen Dana Proyek
Pemerintah
Gajah Dianggap Teman oleh Mamalia Hutan, Kepunahannya Picu Kerusakan
Gajah Dianggap Teman oleh Mamalia Hutan, Kepunahannya Picu Kerusakan
Pemerintah
Negara Berkembang Butuh 420 Miliar Dollar AS per Tahun untuk Kesetaraan Gender
Negara Berkembang Butuh 420 Miliar Dollar AS per Tahun untuk Kesetaraan Gender
Pemerintah
Bukan Cuma Limbah, Ampas Kopi Bisa Jadi Beton Kuat dan Berkelanjutan
Bukan Cuma Limbah, Ampas Kopi Bisa Jadi Beton Kuat dan Berkelanjutan
LSM/Figur
Satgas PKH Kuasai 81.793 Hektare TN Tesso Nilo untuk Kembalikan Fungsi Lahan
Satgas PKH Kuasai 81.793 Hektare TN Tesso Nilo untuk Kembalikan Fungsi Lahan
Pemerintah
Darurat Air Dunia: 40 Persen Daratan Rusak, 3 Miliar Orang Terancam
Darurat Air Dunia: 40 Persen Daratan Rusak, 3 Miliar Orang Terancam
LSM/Figur
Kemenhut: Tambang Masih Bakal Lanjut tetapi Disertai Rehabilitasi
Kemenhut: Tambang Masih Bakal Lanjut tetapi Disertai Rehabilitasi
Pemerintah
Masjid Jami Soeprapto Soeparno Dibangun, Simbol Inklusi dan Upaya Merawat Nilai-nilai Sosial
Masjid Jami Soeprapto Soeparno Dibangun, Simbol Inklusi dan Upaya Merawat Nilai-nilai Sosial
Swasta
Sun Energy Gandeng UI Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa dalam 'Green Job' Energi Surya
Sun Energy Gandeng UI Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa dalam "Green Job" Energi Surya
Swasta
14 dari 15 Jenis Tarsius Ada di Indonesia, tapi Habitatnya Terus Tergerus
14 dari 15 Jenis Tarsius Ada di Indonesia, tapi Habitatnya Terus Tergerus
Swasta
Lahan Kritis Capai 12 Juta Hektare, Kemenhut Beberkan Rencana Mengatasinya
Lahan Kritis Capai 12 Juta Hektare, Kemenhut Beberkan Rencana Mengatasinya
Pemerintah
Sederet Langkah Pemerintah Genjot EBT untuk Amankan Energi
Sederet Langkah Pemerintah Genjot EBT untuk Amankan Energi
Pemerintah
Resistensi Antimikroba Berpotensi Rugikan Ekonomi Global 100 Triliun Dolar AS
Resistensi Antimikroba Berpotensi Rugikan Ekonomi Global 100 Triliun Dolar AS
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau