Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Gejala Katarak di Usia 40 Tahun dan Cara Pencegahannya

Kompas.com, 4 September 2023, 09:26 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Katarak merupakan gangguan mata yang tidak dapat dianggap sepele. Seseorang yang mengalami katarak harus segera ditangani karena katarak bisa menjadi penyebab turunnya tajam penglihatan hingga kebutaan.

Terjadinya katarak dimulai dari lensa mata yang keruh sehingga mengakibatkan penurunan kualitas penglihatan. Umumnya kekeruhan pada lensa ini terjadi secara alami saat menginjak usia 40 tahun.

Beberapa gejala katarak mudah terlihat, namun terdapat juga gejala yang seringkali terabaikan karena jarang disadari.

Berikut ini merupakan gejala katarak yang perlu diketahui, dirangkum dari KMN Eye Care:

1. Tajam Penglihatan Menurun atau Buram

Lensa yang keruh akan menyebabkan cahaya yang masuk ke mata tidak dapat difokuskan dengan tepat ke retina sehingga bayangan objek yang ditangkap jadi berbayang.

Baca juga: Tidak Perlu Malu, Jalan-jalan Sendirian Ternyata Baik untuk Kesehatan Mental

Lama-kelamaan seiring dengan meningkatnya kekeruhan di lensa maka tajam penglihatan juga semakin menurun.

2. Penglihatan Ganda atau Double Vision

Penglihatan ganda adalah gejala yang juga dapat dialami penderita katarak. Seringkali gejala ini tidak diperhatikan dengan serius atau bahkan dianggap sebagai masalah sementara yang akan hilang sendiri nantinya.

3. Kesulitan Mengenali Warna

Perubahan dalam persepsi warna juga dapat menjadi tanda awal adanya katarak yang tidak disadari.

Penderita katarak seringkali mengalami kesulitan dalam mengenali warna dengan jelas. Warna-warna yang seharusnya terlihat cerah menjadi kusam atau terdistorsi sebagai akibat dari lensa mata yang keruh.

4. Sensitivitas Terhadap Cahaya

Gejala lain yang jarang disadari adalah sensitivitas terhadap cahaya. Penderita katarak mungkin merasa lebih sensitif terhadap cahaya terang, seperti cahaya matahari atau lampu terang di dalam ruangan.

Baca juga: Kesehatan Mental Ibu Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Perasaan tidak nyaman atau bahkan munculnya rasa sakit ketika terpapar cahaya yang terlalu terang dapat menjadi tanda adanya masalah pada lensa mata.

5. Muncul Lingkaran Cahaya (Halo)

Munculnya lingkaran cahaya pada saat melihat sumber cahaya seperti lampu atau sinar matahari terang dapat menjadi tanda adanya katarak.

Katarak juga dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk melihat dengan jelas pada kondisi cahaya yang rendah, seperti saat malam hari atau di tempat yang kurang terang.

Kondisi seperti ini seringkali terasa saat seseorang berkendara di malam hari atau membaca dalam kondisi minim cahaya.

Mencegah Gejala Katarak Sejak Dini

Beberapa gejala katarak di atas dianggap sebagai silent symptoms atau gejala ‘bisu', sehingga penting untuk menerapkan strategi pencegahan.

Baca juga: Siap-siap, Cek Kesehatan Berkala Rencananya Bisa di Posyandu

Untuk mencegah gejala katarak sejak dini, Anda dapat melakukan beberapa langkah berikut ini:

1. Gunakan kacamata hitam dengan perlindungan UV saat berada di luar ruangan, terutama saat terik matahari. Sinar UV dapat merusak lensa mata dan meningkatkan risiko katarak.

2. Lindungi mata Anda dari cedera dengan menggunakan kacamata pelindung saat beraktivitas yang berisiko tinggi, seperti olahraga atau pekerjaan yang melibatkan potensi cedera mata.

3. Kurangi atau hentikan kebiasaan merokok dan konsumsi minuman keras. Rokok dan minuman keras dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak.

Selain itu, sebaiknya hindari paparan asap rokok karena terdapat radikal bebas yang dapat menyebabkan perubahan molekul protein mata.

4. Terapkan pola makan yang bergizi seimbang dengan konsumsi makanan yang kaya antioksidan seperti buah-buahan dan sayuran berwarna-warni, kacang-kacangan yang mengandung omega-3, ikan, dll. Nutrisi ini dapat membantu melindungi mata dari kerusakan oksidatif.

5. Diketahui bahwa penyakit diabetes dapat meningkatkan risiko katarak.

Jika Anda memiliki diabetes, penting untuk menjaga kadar gula darah dalam batas normal dengan mengikuti rencana pengobatan yang dianjurkan dokter dan menjalankan pola makan yang sehat.

6. Pemeriksaan mata secara rutin. Melalui pemeriksaan mata secara teratur dapat membantu mendeteksi masalah mata sejak dini, termasuk katarak. Konsultasikan dengan dokter mata untuk menjadwalkan pemeriksaan mata Anda.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Pemerintah
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
LSM/Figur
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Swasta
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
LSM/Figur
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau