Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Kepercayaan Perusahaan Indonesia Mencapai Tujuan Sustainability Lebih Tinggi dari Singapura dan Malaysia

Kompas.com, 7 Oktober 2023, 09:03 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Sangat penting bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk menerjemahkan aspirasi keberlanjutan mereka ke dalam tindakan nyata, mengatasi tantangan implementasi, dan menerapkan strategi jangka panjang.

Baca juga: Baca juga: Schneider Electric Bikin Panduan Dasar untuk Bantu Perusahaan Lakukan Dekarbonisasi

Di sisi lain, Pemerintah Indonesia juga perlu menciptakan ekosistem yang mendorong akselerasi aksi sustainability dengan peraturan dan kebijakan yang memadai dan program insentif.

“Seiring dengan kebutuhan mendesak akan sustainability, perusahaan dan pemerintah perlu mengambil aksi kolektif untuk mengambil peran kepemimpinan dalam mendorong perubahan, berkolaborasi, dan memanfaatkan solusi inovatif," imbuh Roberto.

Motivasi dan tantangan

Alasan utama pemimpin perusahaan di Indonesia melakukan investasi sustainability adalah inovasi dan daya saing (50 persen), peningkatan peluang bisnis (48 persen), dan manajemen risiko (40 persen).

Peluang penghematan biaya dan pemenuhan kepatuhan atas regulasi pemerintah melengkapi 5 faktor pendorong teratas yang dipertimbangkan perusahaan ketika membuat keputusan seputar strategi sustainability.

“Sebagian besar pemimpin bisnis di Indonesia mengatakan bahwa memberikan lebih banyak insentif lebih efektif daripada menerapkan hukuman untuk mendorong kepatuhan sektor swasta terhadap tujuan sustainability pemerintah,” ujar Roberto.

Di sisi lain, birokrasi peraturan dan kebijakan yang belum memadai menjadi tantangan utama yang membuat mereka menahan diri untuk berinvestasi lebih pada inisiatif sustainability.

Fokus utama inisiatif sustainability

Pemimpin perusahaan di Indonesia menyebutkan bahwa kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja (34 persen), privasi dan keamanan data (31 persen), serta kesetaraan dan manajemen sumber daya manusia (28 persen) menjadi fokus utama dalam inisiatif sustainability-nya.

Daur ulang dan manajemen sampah, serta krisis atau kenaikan biaya energi juga menjadi perhatian para pemimpin perusahaan.

“Hanya saja, isu perubahan iklim belum menjadi prioritas pemimpin perusahaan di Indonesia. Baru 41 persen yang menyatakan siap berkomitmen pada aksi iklim,” kata Roberto.

Sedangkan, dalam upaya mengukur emisi karbon atau gas rumah kaca di Indonesia, Waste Management Audit menjadi metode paling umum yang digunakan, disusul oleh adopsi Carbon Footprinting berdasarkan Greenhouse Gas Protocol.

Baca juga: Industri Mamin Nasional Terbukti Tangguh, tapi Perlu Meningkatkan Upaya Transformasi Digital

Sebagian besar responden Indonesia mengatakan bahwa adopsi sumber energi terbarukan dan efisiensi energi merupakan bagian dari upaya dekarbonisasi perusahaan.

Akan tetapi, penerapannya masih terkendala oleh belum siapnya infrastruktur dan stabilitas pasokan sumber energi terbarukan di Indonesia. Belum lagi tentang keterbatasan finansial dan kesiapan rantai suplai.

“Sebagai bagian dari ekosistem rantai suplai bagi banyak sektor industri, Schneider Electric berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi sustainability. Tidak hanya melalui solusi dan teknologi, tetapi juga melalui inisiatif Green Heroes for Life,” kata Roberto.

Melalui inisiatif itu, Schneider Electric menggandeng sebanyak-banyaknya mitra swasta dan publik untuk membangun ekosistem pendukung yang bertujuan mempermudah dimulainya perjalanan sustainability dengan aksi iklim yang terencana dan terukur.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau