Selain itu, dampak positif yang besar juga dapat dirasakan oleh komunitas setempat dengan kondisi kesehatan dan kebersihan yang meningkat.
Mark menjelaskan, dalam melaksanakan pembangunan fasilitas akses air bersih dan MCK Komunal ini, The Spring dibantu oleh arsitek profesional Maria Savitri dan Manek Ndoloe.
Baca juga: HK Bangun Fasilitas Air Bersih dan Renovasi Fasilitas Pendidikan di Sumatera Barat
Bersama, mereka melakukan riset terlebih dahulu di titik-titik atau wilayah yang tidak dapat menjangkau air bersih dan sanitasi layak.
Ke depan mereka berharap dapat menjangkau wilayah di luar Jadobotabek seperti Nusa Tenggara Timr (NTT), Papua, dan wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal di seluruh Indonesia.
Tak hanya membangun, seluruh anggota The Spring juga ikut memastikan agar manfaat dari bantuan yang mereka berikan dapat dimaksimalkan dan berkelanjutan, melalui kegiatan yang bersifat edukatif.
Kegiatan tersebut berupa cara merawat lingkungan termasuk fasilitas yang telah disediakan untuk mereka, serta pentingnya menjalani gaya hidup yang bersih dan sehat.
Terkait keberlanjutan proyek ini, Liza Pradjonggo, salah satu orangtua murid mengungkapkan, tak selamanya kegiatan kepedulian lingkungan tersebut berjalan mulus. Ada banyak kendala yang dihadapi, terutama pendanaan.
Selama ini The Spring mendanai proyek-proyek mereka dengan menggalang dana dari berbagai macam aktivitas dan sumber, dan juga melalui penjualan kriya seperti kaos, dan kerajinan lainnya, dengan harga sekitar Rp 180.000 yang dijual melalui platform media sosial.
Baca juga: Percepat Penurunan Stunting, Sarpras Air Bersih dan Sanitasi Berbiaya Rp 1,047 Triliun Digenjot
Liza menekankan, untuk melaksanakan aksi sosial dan kemanusiaan ini, anggota The Spring harus berusaha tanpa meminta-minta kepada orangtua secara gratis, atau mengharap bantuan dari orang lain.
"Lakukan dengan benar. Donasi akan datang dengan sendirinya sebagai hasil dari kerja keras mereka," ucapnya.
Untuk diketahui, dalam membangun satu fasilitas MCK diperlukan dana sekitar Rp 60 juta hingga Rp 90 juta. Sementara fasilitas akses air bersih tanpa kakus sekitar Rp 30 juta.
Menurutnya, mereka adalah contoh anak muda yang menginspirasi, karena mampu melaksanakan kegiatan yang justru harus dilakukan oleh orang-orang dewasa seperti dirinya.
"Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih. Dan akan memanfaatkan fasilitas air bersih ini dengan sebaik-baiknya. Kendati pun untuk merawatnya kami bersedia mengeluarkan dana sekitar Rp 15.000 per bulan. Ini sangat layak," tutur Nurbaiti.
Baca juga: Air Bersih dan Sanitasi Layak Bantu Turunkan Angka Stunting
Mark dan teman-temannya pun makin bersemangat dan memastikan akan terus giat menggalang dana agar setiap desa yang memerlukan bantuan, dapat ditangani dengan baik.
Para remaja ini bercita-cita agar setiap warga Indonesia mendapatkan hak asasi mereka atas air bersih, sehingga pada akhirnya terwujud kesehatan dan kesejahteraan bersama secara merata.
Selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 3 tentang kehidupan sehat dan sejahtera, dan nomor 6 tentang air bersih dan sanitasi layak.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya