Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Penanganan Stunting Masih Terkendala Ego Sektoral

Kompas.com - 26/11/2023, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Gerakan percepatan penurunan stunting masih terkendala ego sektoral dari berbagai lintas sektor.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulawesi Tenggara J Robert di Kendari, Jumat (24/11/2023).

Robert mengatakan, masih adanya ego sektoral tersebut menyebabkan belum adanya keterpaduan penanganan stunting di semua sektor, sebagaimana dilansir dari situs web BKKBN.

Baca juga: Tanoto Ajak Media Bantu Tuntaskan Masalah Stunting di NTT

Dia mengutarakan hal tersebut dalam pertemuan teknis Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penurunan Stunting bersama Forum Rektor Provinsi Sulawesi Tenggara di Hotel Horison Kendari.

Sementara itu, Sultan Akhar Toruntju dari Forum Rektor Provinsi Sulawesi Tenggara mengatakan, pemenuhan gizi bagi balita harus diperhatikan untuk mempercepat penurunan stunting.

Forum Rektor membeberkan beberapa saran program yang dapat dilakukan dalam evaluasi gizi contohnya literasi pangan dan gizi.

Melalui literasi pangan dan gizi, diharapkan masyarakat dapat meraih pemahaman mengenai informasi gizi dalam upaya meraih pemenuhan gizi seimbang.

Baca juga: Angka Stunting di NTT Turun Signifikan dalam 5 Tahun Terakhir

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada 2022, sebanyak 178 juta anak di dunia mengalami stunting.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Indonesia pada 2022 tercatat 21,6 persen.

Pemerintah Indonesia menargetkan, prevalensi stunting dapat turun hingga 14 persen pada 2024. Kini tersisa sekitar setahun untuk mencapai target tersebut.

Baca juga: Penyerapan Dana Menu Stunting di NTT Baru 38 Persen

Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Tenggara Asmar menyampaikan, pada tahun politik, penurunan stunting harus tetap menjadi perhatian penting, selain penanganan kemiskinan ekstrem dan inflasi.

Asmar mengapresiasi mitra yang hadir dalam kegiatan ini, dan menjelaskan bahwa penanganan stunting harus diawali dari perencanan kehamilan.

Perencanaan kehamilan meliputi pemeriksaan kesehatan tiga bulan sebelum menikah. Selain itu, penanganan stunting juga harus dilakukan pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) anak.

Baca juga: Cegah Stunting dari Hulu, Masa Remaja Perlu Terapkan Pola Hidup Sehat

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

LSM/Figur
Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Pemerintah
Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

LSM/Figur
“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

Swasta
Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Pemerintah
Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

LSM/Figur
Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

LSM/Figur
Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

LSM/Figur
Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Pemerintah
79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

Pemerintah
 Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Pemerintah
Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

LSM/Figur
Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

LSM/Figur
Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Swasta
Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau