JAKARTA, KOMPAS.com - Rotterdam, sebuah kota tepi pantai di Belanda, mampu menyulap dirinya sebagai kota delta teraman di dunia. Padahal, posisinya demikian genting, 7 meter di bawah permukaan air laut.
Kini, Rotterdam menjadi rujukan kota-kota pesisir dunia dalam mengelola air untuk melindungi warganya dari banjir. Terlebih ketika krisis iklim makin intensif mengubah pergerakan air.
Kota ini telah merancang banyak solusi dalam menghadapi krisis iklim. Bukan sembarang solusi melainkan solusi fungsional yang mungkin kurang populer yakni meningkatkan upaya ‘diplomasi air’ seraya mendatangkan bisnis ke perusahaan-perusahaan teknik Belanda.
Keahlian air kota ini terungkap dalam konferensi iklim COP28 di Dubai minggu lalu, saat Wali Kota Rotterdam Ahmed Aboutaleb bertemu dengan perwakilan kota lainnya.
“Pengelolaan air merupakan suatu kebutuhan di Rotterdam. Sekitar 85 persen kota ini terletak tujuh meter di bawah permukaan laut. Rotterdam perlu beradaptasi dan berinvestasi agar dapat ‘bertahan’ dan dalam konteks ini, kami sangat menghargai pertukaran pengetahuan internasional," tutur Ahmed seperti dikutip dari euronews, Selasa (19/12/2023).
Pertukaran pengetahuan yang paling menonjol adalah jaringan kota C40. Wali kota dari 100 kota berbagi praktik terbaik untuk mengurangi emisi dan melindungi masyarakat dari dampak perubahan iklim.
Baca juga: Ancaman Banjir Rob dan Penurunan Muka Tanah
Pada November 2023, jaringan tersebut membentuk ‘Akselerator Kota Aman Air’. Sebanyak 16 kota, termasuk Rotterdam, Buenos Aires dan New York, berjanji untuk melindungi komunitas mereka yang paling rentan dari banjir dan kekeringan pada tahun 2027 melalui sistem peringatan dini yang komprehensif dan rencana tanggap darurat yang kuat.
Dalam C40, Rotterdam memimpin jaringan kota delta, yang berfokus secara khusus pada solusi untuk kota-kota yang terekspos secara geografis.
Para wali kota mendiskusikan isu-isu pengelolaan air seperti kenaikan permukaan laut atau banjir di wilayah pesisir dan saling bertukar ide cemerlang.
Pada COP28 di Dubai, kota Rotterdam berkolaborasi dengan Kementerian Infrastruktur dan Air Belanda untuk mempromosikan ketahanan iklim perkotaan.
Ahmed juga bertemu dengan kepala Otoritas Lingkungan dari Fujairah, sebuah provinsi di Uni Emirat Arab untuk membahas isu-isu seperti keselamatan kebakaran di pelabuhannya.
“Topik penting lainnya adalah memposisikan Rotterdam sebagai pusat hidrogen Eropa,” tambahnya.
Rotterdam adalah rumah bagi klaster industri terbesar di Eropa barat laut yang dilengkapi Pelabuhan Rotterdam.
Pelabuhan ini merupakan rumah bagi lima kilang minyak, terminal LNG, berbagai perusahaan kimia, dan transhipment batu bara, yang menghasilkan 16-20 persen dari seluruh emisi CO? Belanda.
Selama beberapa dekade, pelabuhan tersebut belum mencoba bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan besar dunia dalam hal volume, dan malah berfokus pada ekspor pengetahuan khusus.
Baca juga: Musim Hujan Segera Tiba, Deteksi Rawan Banjir dengan Data Spasial
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya