Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 19 Desember 2023, 13:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber Euronews

JAKARTA, KOMPAS.com - Rotterdam, sebuah kota tepi pantai di Belanda, mampu menyulap dirinya sebagai kota delta teraman di dunia. Padahal, posisinya demikian genting, 7 meter di bawah permukaan air laut. 

Kini, Rotterdam menjadi rujukan kota-kota pesisir dunia dalam mengelola air untuk melindungi warganya dari banjir. Terlebih ketika krisis iklim makin intensif mengubah pergerakan air.

Kota ini telah merancang banyak solusi dalam menghadapi krisis iklim. Bukan sembarang solusi melainkan solusi fungsional yang mungkin kurang populer yakni meningkatkan upaya ‘diplomasi air’ seraya mendatangkan bisnis ke perusahaan-perusahaan teknik Belanda.

Keahlian air kota ini terungkap dalam konferensi iklim COP28 di Dubai minggu lalu, saat Wali Kota Rotterdam Ahmed Aboutaleb bertemu dengan perwakilan kota lainnya.

“Pengelolaan air merupakan suatu kebutuhan di Rotterdam. Sekitar 85 persen kota ini terletak tujuh meter di bawah permukaan laut. Rotterdam perlu beradaptasi dan berinvestasi agar dapat ‘bertahan’ dan dalam konteks ini, kami sangat menghargai pertukaran pengetahuan internasional," tutur Ahmed seperti dikutip dari euronews, Selasa (19/12/2023).

Pertukaran pengetahuan yang paling menonjol adalah jaringan kota C40. Wali kota dari 100 kota berbagi praktik terbaik untuk mengurangi emisi dan melindungi masyarakat dari dampak perubahan iklim.

Baca juga: Ancaman Banjir Rob dan Penurunan Muka Tanah

Pada November 2023, jaringan tersebut membentuk ‘Akselerator Kota Aman Air’. Sebanyak 16 kota, termasuk Rotterdam, Buenos Aires dan New York, berjanji untuk melindungi komunitas mereka yang paling rentan dari banjir dan kekeringan pada tahun 2027 melalui sistem peringatan dini yang komprehensif dan rencana tanggap darurat yang kuat.

Dalam C40, Rotterdam memimpin jaringan kota delta, yang berfokus secara khusus pada solusi untuk kota-kota yang terekspos secara geografis.

Para wali kota mendiskusikan isu-isu pengelolaan air seperti kenaikan permukaan laut atau banjir di wilayah pesisir dan saling bertukar ide cemerlang.

Pada COP28 di Dubai, kota Rotterdam berkolaborasi dengan Kementerian Infrastruktur dan Air Belanda untuk mempromosikan ketahanan iklim perkotaan.

Ahmed juga bertemu dengan kepala Otoritas Lingkungan dari Fujairah, sebuah provinsi di Uni Emirat Arab untuk membahas isu-isu seperti keselamatan kebakaran di pelabuhannya.

“Topik penting lainnya adalah memposisikan Rotterdam sebagai pusat hidrogen Eropa,” tambahnya.

Rotterdam adalah rumah bagi klaster industri terbesar di Eropa barat laut yang dilengkapi Pelabuhan Rotterdam.

Pelabuhan ini merupakan rumah bagi lima kilang minyak, terminal LNG, berbagai perusahaan kimia, dan transhipment batu bara, yang menghasilkan 16-20 persen dari seluruh emisi CO? Belanda.

Selama beberapa dekade, pelabuhan tersebut belum mencoba bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan besar dunia dalam hal volume, dan malah berfokus pada ekspor pengetahuan khusus.

Baca juga: Musim Hujan Segera Tiba, Deteksi Rawan Banjir dengan Data Spasial

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau