Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menjaga Konsistensi Rasa Kopi dengan Pemanfaatan Teknologi Automasi

Kompas.com - 23/12/2023, 09:11 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia punya potensi besar sebagai negara produsen dan konsumen kopi. Organisasi kopi dunia, International Coffee Organization (ICO) menyebutkan bahwa Indonesia merupakan produsen kopi terbesar kedua di Asia dan Oseania, satu peringkat setelah Vietnam.

Produksi kopi Indonesia juga terus meroket. Tercatat pada periode2022-2023, produksinya meningkat 2,4 persen menjadi 12 juta kantong.

Dilihat dari tingkat konsumsi kopi di Indonesia dalam periode 10 tahun antara Oktober 2008 hingga September 2019 pun terjadi pertumbuhan signifikan hingga 44 persen. Tidak heran, bisnis kafe dan kedai kopi semakin marak.

Baca juga: Percepat Net Zero Emission, Indonesia Perlu Bangun Infrastruktur Jaringan Kelistrikan Terdesentralisasi

Asosiasi Pengusaha Kopi dan Cokelat Indonesia (APKCI) memperkirakan, jumlah kedai kopi di Indonesia mencapai 10.000 toko dengan pendapatan diperkirakan mencapai Rp 80 triliun pada 2023.

Peningkatan bisnis kedai kopi tentunya memacu pertumbuhan kebutuhan akan mesin sangrai kopi sebagai aspek krusial. Penyangraian kopi sangat berpengaruh pada aroma dan konsistensi rasa yang dihasilkan dari biji kopi.

Oleh karena itu, para pebisnis kopi sangat memperhatikan mutu dan akurasi mesin sangrai kopi guna menghasilkan aroma dan rasa yang konsisten.

Belum lagi, mereka harus memperhatikan kapasitas listrik mesin yang terbilang besar dan berdampak pada biaya energi yang tidak sedikit dalam komponen biaya operasional.

Transformasi mesin sangrai kopi

Melihat perkembangan kebutuhan para pebisnis kopi, industri mesin sangrai kopi kini turut berkembang mengikuti perubahan zaman.

Produsen mesin sangrai kopi yang berfokus pada bisnis kopi skala kecil, menengah, dan besar, Berto Coffee Roaster, merupakan salah satu contoh produsen yang telah menyematkan kecanggihan teknologi digital ke dalam fitur mesinnya.

Fitur yang mereka gunakan membuat mesin penyangraian kopi menjadi lebih mudah digunakan dengan tingkat presisi yang tinggi, lebih efisien, dan ramah lingkungan.

Business Developer Berto Coffee Roaster Marcel Patilaya mengatakan, tren menyangrai kopi terus bertransformasi.

Baca juga: Jaringan 5G dan Perannya terhadap Keberlanjutan

“Sejak 2018, kami mengembangkan inovasi mesin sangrai kopi dengan memanfaatkan teknologi digital dan automasi untuk dapat menjawab tantangan industri kopi,” kata Marcel dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Senin (18/12/2023).

Pihaknya juga melihat tiga tren industri kopi masa depan. Pertama, permintaan terhadap konsistensi dan ketepatan tingkat pemanggangan akan semakin meningkat.

Mesin sangrai kopi dituntut memiliki performa yang prima setiap saat agar dapat menghasilkan ketepatan dan konsistensi profil kopi sesuai yang diharapkan.

“Kedua, kebutuhan untuk mendapatkan visibilitas operasional guna pengambilan keputusan yang lebih tepat oleh pemilih usaha,” lanjut Marcel.

Baca juga: Smart Pumping, Upaya Konservasi Sumber Daya Air dalam Pemenuhan Standar Industri Hijau

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dukung Transportasi Rendah Emisi, PLN Gandeng KAI Wujudkan Elektrifikasi Jalur Kereta Api
Dukung Transportasi Rendah Emisi, PLN Gandeng KAI Wujudkan Elektrifikasi Jalur Kereta Api
BUMN
Mentan: Tidak Semua Miskin, 27 Ribu Petani Muda Cuan hingga Rp 20 Juta per Bulan
Mentan: Tidak Semua Miskin, 27 Ribu Petani Muda Cuan hingga Rp 20 Juta per Bulan
Pemerintah
Percepatan Net Zero 2050, MKI Integrasikan Emisi GRK ke Perencanaan Bisnis Strategis
Percepatan Net Zero 2050, MKI Integrasikan Emisi GRK ke Perencanaan Bisnis Strategis
Swasta
Nilai Ekonomi Karbon dan Politik Keberlanjutan
Nilai Ekonomi Karbon dan Politik Keberlanjutan
Pemerintah
Sampah Jadi Energi: Bisa Jadi Solusi Maupun Petaka, Risikonya Terlihat Mata
Sampah Jadi Energi: Bisa Jadi Solusi Maupun Petaka, Risikonya Terlihat Mata
Pemerintah
Investor Global Ultimatum, Stop Deforestasi Sebelum 2030, atau Modal Hijau Terhenti
Investor Global Ultimatum, Stop Deforestasi Sebelum 2030, atau Modal Hijau Terhenti
Swasta
Genjot Jaringan Listrik ASEAN, ADB-Bank Dunia Rilis Pendanaan Baru
Genjot Jaringan Listrik ASEAN, ADB-Bank Dunia Rilis Pendanaan Baru
Pemerintah
Akademisi UB: Pemanfaatan Geotermal di Indonesia Masih Jauh dari Maksimal
Akademisi UB: Pemanfaatan Geotermal di Indonesia Masih Jauh dari Maksimal
Pemerintah
Nyanyian Lontar di Rai Hawu: Saatnya Adaptasi Iklim Berpijak pada Kekuatan Lokal
Nyanyian Lontar di Rai Hawu: Saatnya Adaptasi Iklim Berpijak pada Kekuatan Lokal
Pemerintah
Penjurian Asia ESG Positive Impact Awards 2025 Resmi Selesai
Penjurian Asia ESG Positive Impact Awards 2025 Resmi Selesai
Swasta
Mau Proyek Sampah Jadi Energi Sukses? Kuncinya Duit, Transparansi, dan Kebijakan Jelas
Mau Proyek Sampah Jadi Energi Sukses? Kuncinya Duit, Transparansi, dan Kebijakan Jelas
Swasta
20 Kura-Kura Leher Ular Rote Dilepasliarkan, Agar Tak Lagi Jadi Terlangka di Dunia
20 Kura-Kura Leher Ular Rote Dilepasliarkan, Agar Tak Lagi Jadi Terlangka di Dunia
Pemerintah
FAO: Hutan Tetap Terancam meski Deforestasi Global Melambat dalam Satu Dekade Terakhir
FAO: Hutan Tetap Terancam meski Deforestasi Global Melambat dalam Satu Dekade Terakhir
Pemerintah
Papua Terancam Jadi Sumatera Kedua, Jadi Langganan Kebakaran Gambut
Papua Terancam Jadi Sumatera Kedua, Jadi Langganan Kebakaran Gambut
LSM/Figur
Demi NZE 2060, RI Tak Boleh Korbankan Hutan dan Gambut untuk Transisi Energi
Demi NZE 2060, RI Tak Boleh Korbankan Hutan dan Gambut untuk Transisi Energi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau