KOMPAS.com – Perusahaan yang fokus pada transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric, menggelar acara grand final kompetisi Generasi Remaja Inovator Schneider (Generators) di Bandung, Rabu (20/12/2023).
Adapun grand final tersebut digelar dengan tema “Bandung Lautan Aksi 2023: Mengubah Bandung dengan Aksi Nyata Transisi Energi”.
Acara ini menampilkan 75 karya pelajar sekolah menengah pertama negeri (SMPN) di Bandung dengan mengangkat isu-isu terkait emisi karbon.
Human Resourcers Director Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Sondang Saktion mengatakan, sebagai impact company, Schneider Electric mengedepankan inisiatif yang berdampak bagi keberlanjutan bumi dan generasi masa depan.
“Salah satu pilar inisiatif dan program kami adalah pengembangan talenta muda,” ucap Sondang dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Rabu.
Selama lima bulan penyelenggaraan Kompetisi Generators, Schneider Electric bekerja sama dengan Ancora Foundation, Dinas Pendidikan Kota Bandung, dan Generation Educators (GenEd) untuk memberikan berbagai kegiatan learning platform.
Para peserta dapat mengakses beragam informasi terkait pengertian jejak karbon, bagaimana cara memberikan solusi menggunakan metode design thinking, serta menampilkan diskusi antara siswa dan ahli dari Schneider Electric mengenai topik yang berhubungan mengenai kelistrikan.
Baca juga: Jaringan 5G dan Perannya terhadap Keberlanjutan
Video pada learning platform tersebut mengombinasikan materi pembelajaran dengan activity worksheet untuk memperkaya wawasan peserta.
Di akhir program, grup peserta yang terdiri dari 5 pelajar ditantang untuk membuat proyek dengan kriteria solusi yang berdampak terhadap permasalahan sekitar dan berhubungan dengan transisi energi, lingkungan, serta gaya hidup.
“Tidak hanya diperuntukan bagi peserta didik, program Generators turut memfasilitasi tenaga pendidik dengan video-video interaktif berisi materi pembelajaran untuk membantu mereka dalam proses belajar mengajar,” kata Sondang.
Pada kesempatan yang sama, Corporate Citizenship Specialist Schneider Electric Aswita Wulandari Saragih menegaskan bahwa pengenalan terhadap masalah lingkungan dan sosial sejak dini kepada generasi muda sangat penting untuk dapat beradaptasi dan memiliki kompetensi mumpuni di era green jobs.
Baca juga: Smart Pumping, Upaya Konservasi Sumber Daya Air dalam Pemenuhan Standar Industri Hijau
“Menyuguhkan isu-isu ini secara sederhana, interaktif, dan memacu anak-anak untuk aktif terlibat dalam pembelajaran hingga menuangkannya ke dalam suatu proyek sangatlah penting,” jelasnya.
Aswita juga berharap bahwa setelah program selesai, para peserta didik dapat terus menumbuhkan rasa ingin tahu dan literasinya terhadap isu-isu sustainability, kemudian memiliki mindset problem solver untuk menjadi pribadi pembawa perubahan di daerahnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Hikmat Ginanjar sependapat dengan pandangan dari Schneider Electric.
Dia mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran yang melibatkan pelaku industri secara langsung seperti Generators dapat memperkaya generasi muda dalam penguatan karakter dan wawasannya akan isu-isu lingkungan.
“Kami mengapresiasi inisiatif Schneider Electric dan Ancora Foundation untuk menjadi mitra kami dalam mengembangkan materi pembelajaran yang selaras dengan isu terkini, serta memberikan kesempatan bagi guru dan peserta didik dalam mengembangkan kreativitas dan ide-ide inovatif, “ kata Hikmat.
Lebih kurang terdapat 19.000 pelajar dan 250 guru dari 75 SMPN di Bandung mengikuti program Generators. Total terdapat 10 finalis terpilih dari 75 tim.
Mereka diberikan kesempatan untuk mempresentasikan proyeknya kepada para juri yang merupakan perwakilan dari Schneider Electric Indonesia, Schneider Electric Foundation, Dinas Pendidikan Kota Bandung, Ancora Foundation, dan GenEd.
Adapun daftar juara kompetisi final Generators sebagai berikut.
Juara pertama diraih oleh SMPN 54 Kota Bandung dengan proyek bertajuk Produk Bioethanol sebagai Alternatif Bahan Bakar dengan memanfaatkan bahan organik, yaitu singkong.
Produk Bioethanol dapat menjadi alternatif bahan bakar bersih karena emisi karbon yang dihasilkan 80 persen lebih sedikit dibandingkan minyak tanah.
Kemudian, juara kedua diraih oleh SMPN 1 Kota Bandung dengan proyek Produk Eco Enyzme yang terbuat dari sisa makanan dan diolah menjadi pestisida dan pupuk alami.
Terakhir, SMPN 39 Kota Bandung berhasil menduduki peringkat ketika dengan proyek Baterai Hemat Kuat, yaitu baterai daur ulang menggunakan karbon dari limbah baterai.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya