Cara terbaik untuk mengatasi persoalan ini, adalah mengganti peralatan plastik dengan peralatan logam, kaca, atau kayu.
Namun berhati-hatilah saat melihat peralatan kayu atau bambu yang dianggap sebagai lem yang digunakan untuk menyatukannya. Bahkan lem yang digunakan untuk menutup kantong teh saja sudah bisa melepaskan miliaran mikroplastik.
Bungkus plastik menjadi salah satu dampak terbesar terhadap lingkungan. Kita hanya menggunakan wadah penyimpanan plastik sekali, namun memerlukan waktu hampir 1.000 tahun untuk terurai di tempat pembuangan sampah.
Untuk menghindari wadah plastik penyimpanan sekali pakai, ada baiknya kamu menggunakan stoples beraneka ukuran.
Stoples atau wadah penyimpanan kaca juga bagi lingkungan maupun tubuh. Sebab, wadah plastik dapat menyerap bahan kimia penyebab kanker dan pengganggu hormon ke dalam makanan yang kita konsumsi.
Tidak sampai hanya pada tahap penyimpanan, rupanya unsur plastik juga masih ditemukan saat dalam tahap pembersihan. Ketika mencuci piring, misalnya.
Jika kamu menggunakan sabun cuci piring cair, kemungkinan besar sabun tersebut dikemas dalam botol plastik.
Untungnya, beberapa merek sudah mulai menjual sabun cuci piring batangan dan sabun cuci piring cair yang dikemas dalam karton.
Sebagian besar spons juga terbuat dari plastik, tetapi semakin banyak toko yang menjual spons dan serbet alami seiring meningkatnya permintaan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya