Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turbin Mini-Hydro Karya Mahasiswa UI Raih Penghargaan Asia Pacific Solution Forum 2023

Kompas.com - 05/01/2024, 19:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Adnan Hasyim Wibowo, meraih predikat solution provider termuda pada forum bergengsi Asia Pacific Solution Forum (APSF) 2023.

Ajang tersebut diselenggarakan oleh Sustainable Development Solutions Network (SDSN) di Sunway Resort Hotel, Malaysia, pada Kamis (2/11/2023) lalu. 

Ia menciptakan inovasi turbin ulir air bernama Portable Archimedes Screw (Parcis), yakni pembangkit listrik tenaga air dalam skala kecil yang mampu memanfaatkan energi air dengan lebih efisien.

Adnan mempresentasikan inovasi tersebut dalam forum yang diadakan pada November lalu, dikutip dari laman Universitas Indonesia, Jumat (5/1/2024). 

Baca juga: Hasil Riset, Indonesia Mampu Produksi Listrik 100 Persen dari Energi Terbarukan

“Parcis awalnya hanya sebuah ide untuk lomba. Alhamdulillah, ide inovasi ini meraih juara pertama dalam Product Design Competition di SOBAT Competition yang diselenggarakan oleh PT United Tractor, pada Agustus 2022,” ujar Adnan.

Kemenangan tersebut, tambahnya, mendorong Adnan dan tim untuk mengembangkan lebih jauh. Tidak hanya sebagai proyek akademik, tetapi juga sebagai solusi nyata yang dapat membawa dampak positif bagi masyarakat. 

Adapun Parcis dikembangkan oleh Adnan bersama anggota timnya, yakni Ruth Emmanuella Princsillia dan Jawi Kuncoro Jaqti.

Ketiganya merupakan mahasiswa dari Program Studi Geofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI.

Latar belakang Parcis

Pengembangan Parcis dilatarbelakangi oleh tantangan pemanfaatan energi air di daerah-daerah yang sumber daya airnya tidak terkelola dengan baik. Misalnya, daerah di sekitar sungai dan selokan yang biasanya minim penerangan pada malam hari.

Oleh sebab itu, mereka berinisiatif untuk mengubah wasted energy menjadi sumber penerangan dan energi berkelanjutan.

Komponen Parcis terdiri atas rangka, turbin, powerhouse, dan kabel penyalur daya. Cara kerja alat ini adalah air yang masuk ke rangka akan menggerakkan turbin, sehingga akan dihasilkan energi listrik yang selanjutnya disimpan di bagian powerhouse.

Energi listrik yang tersimpan di powerhouse kemudian disalurkan ke beban, seperti lampu jalan, dengan kabel.

Baca juga:

Adnan menyebut Inovasi PARCIS memiliki beberapa keunggulan, antara lain tidak memerlukan air dalam jumlah besar pada pemanfaatannya, tenaga Mini-Hydro pada Parcis membuat teknologi ini mudah dibawa dan dipindahkan ketika akan digunakan.

Selain itu, produk inovasi ini berbiaya murah dan ramah lingkungan, karena dalam instalasinya tidak perlu merusak kontur fisik alam.

Inovasi energi terbarukan

Adapun ajang bertema “Accelerating Local Action for the SDGs in the Asia-Pacific” tersebut menampilkan solution initiative dari berbagai ide dan proyek praktis yang melibatkan teknologi baru, metode, model bisnis, mekanisme institusional, model pendidikan, dan instrumen kebijakan guna mempercepat pembangunan berkelanjutan.

Di forum tersebut, Adnan menerima umpan balik dari panelis, di antaranya Prof. Woo Wing Thye (Wakil Presiden SDSN Asia dan Profesor Peneliti di Universitas Sunway) serta Tan Sri Sir Jeffrey Cheah (Pendiri dan Ketua Sunway Group).

Mereka menyoroti aplikasi dan potensi skalabilitas Parcis sebagai sebuah inovasi energi terbarukan.

Baca juga: Mahasiswa UGM Ciptakan Alat Penangkap Karbon, Dipantau Real Time

Dekan FMIPA UI Profesor Dede Djuhana turut mengapresiasi capaian Adnan dan tim.

Menurutnya, Parcis menjadi selected solution initiative yang inovatif dan praktis, dalam mengatasi isu pembangunan berkelanjutan, khususnya aspek energi bersih dan terbarukan.

“Prestasi ini merupakan representasi dari kapasitas FMIPA UI sebagai institusi yang berperan aktif dalam menghasilkan solusi inovatif terhadap masalah global. Dengan lahirnya PARCIS, kami mengambil inisiatif dalam mengembangkan teknologi yang tidak hanya possible secara konsep, tetapi juga berdampak sosial dan feasible untuk diimplementasikan,” kata Dede.

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com