KOMPAS.com - Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang melimpah untuk memproduksi hidrogen hijau.
Menurut dokumen Strategi Hidrogen Nasional yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hidrogen hijau dibangkitkan dari EBT dengan metode elektrolisis.
Elektrolisis adalah proses produksi hidrogen dengan menggunakan sumber listrik dari teknologi EBT.
Baca juga: 8 Provinsi dengan Potensi Produksi Hidrogen Hijau Terbesar
Jenis-jenis teknologi elektrolisis adalah elektrolisis air alkali, elektrolisis proton exchange membrane (PEM), dan elektrolisis oksida padat.
Dalam Strategi Hidrogen Nasional, Kementerian ESDM dan Pertamina membuat studi potensi EBT untuk produksi hidrogen.
Menurut Pertamina, 17 lokasi diidentifikasi memiliki potensi sumber daya dan keekonomian yang layak dipertimbangkan untuk produksi hidrogen hijau.
Sumber energi terbarukan yang paling dominan untuk produksi hidrogen adalah energi surya, diikuti oleh panas bumi, hidro, energi angin lepas pantai, dan gas alam.
Berikut 17 wilayah di Indonesia dengan potensi produksi hidrogen hijau beserta perkiraan biaya produksi awal per kilogram (kg) pada 2040.
Baca juga: Supaya Tidak Rugi, Indonesia Perlu Tentukan Posisi dalam Pasar Hidrogen
Panas bumi: 2,8 dollar AS per kg
Surya: 2,9 dollar AS per kg
Surya: 2,5-2,7 dollar AS per kg
Surya: 2,5-2,7 dollar AS per kg
Surya: 1,9 dollar AS per kg
Surya: 1,9-2,3 dollar AS per kg
PLTS Terapung: 2,3 dollar AS per kg
Panas bumi: 2,8 dollar AS per kg
Surya: 2,3 dollar AS per kg
Panas bumi: 2,8 dollar AS per kg
Surya: 2,5-2,9 dollar AS per kg
Panas bumi: 2,8 dollar AS per kg
Surya: 2,9 dollar AS per kg
PLTA: 2,8-3,1 dollar AS per kg
Surya: 2,3 dollar AS per kg
Surya: 2,5-2,7 dollar AS per kg
PLTA: 2,9 dollar AS per kg
Surya: 2,9 dollar AS per kg
Panas bumi: 2,8 dollar AS per kg
Surya: 2,9 dollar AS per kg
PLTA: 2,3-2,9 dollar AS per kg
Surya: 2,9 dollar AS per kg
PLTA: 2,9 dollar AS per kg
Surya: 2,9 dollar AS per kg
PLTB offshore: 3,9 dollar AS per kg
Surya: 2,9 dollar AS per kg
PLTA: 3,9 dollar AS per kg
Surya: 2,9 dollar AS per kg
Baca juga: Tumbuhkan Ekosistem Hidrogen, Indonesia Perlu Banyak Kolaborasi
Produksi hidrogen hijau membutuhkan beberapa infrastruktur berupa mesin elektroliser, akses terhadap sumber EBT, dan akses terhadap bahan baku berupa air.
Pemanfaatan hidrogen hijau diproyeksikan akan dimulai pada 2031 untuk sektor transportasi.
Setelah itu, hidrogen hijau akan digunakan untuk menggantikan gas alam dan fosil dalam proses pemanasan suhu tinggi di sektor industri pada 2041.
Pengembangan hidrogen hijau dinilai tepat karena Indonesia memiliki potensi EBT yang besar, tersebar, dan beragam.
Baca juga: Pulau Semau NTT Jadi Lokasi Proyek Percontohan Pembangkit Listrik Tenaga Hidrogen
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya