Ketujuh, kebijakan dan tata kelola sumber daya air. Kebijakan pemerintah dan tata kelola sumber daya air memainkan peran kunci dalam pengelolaan air.
Kurangnya peraturan yang efektif dan pelaksanaan yang baik dapat menyebabkan eksploitasi sumber daya air tanpa memperhatikan keberlanjutan.
Kedelapan, pendidikan dan kesadaran masyarakat. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan air yang berkelanjutan dan perilaku konsumen yang tidak efisien dapat meningkatkan tekanan pada sumber daya air.
Kesembilan, teknologi dan infrastruktur. Ketersediaan teknologi desalinasi, sistem penyediaan air bersih, dan infrastruktur air memengaruhi kemampuan negara dalam memenuhi kebutuhan air masyarakat.
Kesepuluh, konflik air. Persaingan antara sektor-sektor seperti pertanian, industri, dan pemukiman, serta antarwilayah, dapat memicu konflik air yang dapat menghambat upaya pengelolaan air berkelanjutan.
Patut diingat bahwa persoalan air bersih bukan masalah sederhana karena ini adalah hajat hidup orang banyak. Karena itu, sangat banyak kepentingan bermain, termasuk pemodal besar yang orientasinya bukan pada pemerataan, cenderung pada penguasaan.
Sudah menjadi pengetahuan umum, di sektor ini banyak bergerak korporasi-korporasi besar yang mendulang keuntungan besar dari bisnis air. Air minum kemasan dengan label air mineral adalah wujudnya.
Sayangnya pula semua ekplorasi dan kegiatan yang dilakukan justru menyebabkan semakin berkurangnya cadangan air dan mengancam keberlanjutan di masa datang.
Hal ini disebabkan karena ekplorasi yang dilakukan hampir semuanya adalah dari sumber air darat, baik dari permukaan maupun dalam tanah.
Penyedotan air secara masif inilah yang kemudian mengakibatkan berbagai kerusakan terhadap ekosistem dan lingkungan hidup.
Berkaca dari berbagai persoalan di atas serta tantangan yang dihadapi, maka mau tidak mau harus ada upaya tertentu untuk menjamin ketersediaan pasokan air bersih sampai selamanya.
Aspek keberlanjutan menjadi patokan. Jika tetap bertahan dengan paradigma sekarang ini, maka di situlah ancaman ekologis akan segera dirasakan.
Aspek pertama yang harus ditekankan bahwa kebutuhan air tidak tergantikan untuk manusia. Tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa air.
Karena itu, solusi terhadap masalah air harus konkret dan terukur. Belakangan, harus ada pula jaminan air tersebut bersih dan sehat.
Solusi alternatif masalah ini perlu optimalisasi inovasi teknologi dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki. Indonesia memiliki potensi dan kekuatan untuk semua itu, tinggal bagaimana kreatifitas dan inovasi dikembangkan untuk menjawab semua itu berdasarkan pada kebutuhan rakyat yang harus terpenuhi juga atas pengelolaannya oleh pemerintahan daerah.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya