Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo
Wadan Kodiklatad

Wakil Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat

Air Bersih dan Sehat untuk Indonesia Emas

Kompas.com - 25/01/2024, 16:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BADAN Pusat Statistik (BPS) melalui Susenas 2019 mengatakan bahwa 26,35 persen wilayah di Indonesia tidak memiliki akses air minum yang layak. Data BPS ini bukan terjadi di wilayah terisolir, tapi justru banyak terjadi di DKI Jakarta.

Sementara World Resource Indonesia (WRI) mengatakan bahwa Indonesia sedang mengalami ancaman besar kekurangan air bersih pada 2040.

Bappenas justru memprediksi akan terjadi kelangkaan air bersih di pulau-pulau besar di Indonesia (Jawa, Bali, Nusa Tenggara).

Memperkuat data tersebut, World Wide Fund for Nature Indonesia mengatakan tahun 2019 lalu, 82 persen dari 550 sungai di Indonesia sudah tercemar dan bahkan pada kondisi kritis.

Melihat dan membaca data di atas, menunjukkan masalah air bersih dan sehat di Indonesia sedang tidak baik-baik saja.

Air adalah kebutuhan mendasar manusia tanpa membedakan level manapun, semua pasti butuh air bersih dan sehat. Namun kita sedang banyak bermasalah pada sektor itu.

Mengapa masalah tersebut muncul?

Catatan saya, setidaknya ada 10 hal yang menjadi penyebab, baik dalam konteks masalah secara global ataupun karena persoalan internal.

Pertama, faktor geografi dan variabilitas iklim. Indonesia sebagai negara kepulauan dan beriklim tropis, memiliki variasi iklim yang signifikan.

Musim hujan dan kemarau yang tidak teratur dapat menyebabkan fluktuasi pasokan air, sementara topografi yang beragam memengaruhi distribusi curah hujan dan aksesibilitas sumber daya air.

Kedua, pertumbuhan penduduk dan urbanisasi. Pertumbuhan penduduk yang cepat, terutama di kota-kota besar, meningkatkan permintaan air bersih. Urbanisasi yang tidak terkendali juga memengaruhi kualitas air dan meningkatkan risiko banjir.

Ketiga, pertanian dan penggunaan lahan. Penggunaan lahan yang tidak berkelanjutan, terutama di sektor pertanian, dapat menyebabkan degradasi tanah dan pencemaran air oleh pestisida dan pupuk. Praktik pertanian yang berlebihan dapat mengancam keseimbangan ekosistem air.

Keempat, ketergantungan pada sumber air darat. Sumber daya air darat seperti sungai dan danau menjadi sumber utama pasokan air untuk berbagai keperluan.

Pemanfaatan berlebihan dan pencemaran terhadap sumber daya air darat dapat mengancam keberlanjutan sumber air.

Kelima, perubahan iklim dan kekeringan. Perubahan iklim menyebabkan anomali cuaca, termasuk periode kekeringan yang lebih panjang. Kekeringan ini dapat memengaruhi pasokan air dan meningkatkan tekanan pada sumber daya air.

Keenam, kawasan industri dan limbah. Aktivitas industri dapat mencemari air dengan limbah berbahaya. Kurangnya tata kelola limbah industri yang baik dapat merugikan kualitas air dan kesehatan masyarakat.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

LSM/Figur
Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Pemerintah
Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

LSM/Figur
“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

Swasta
Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Pemerintah
Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

LSM/Figur
Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

LSM/Figur
Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

LSM/Figur
Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Pemerintah
79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

Pemerintah
 Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Pemerintah
Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

LSM/Figur
Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

LSM/Figur
Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Swasta
Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau