KOMPAS.com - Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) meyakini, subsidi pembelian motor listrik untuk 50.000 unit dapat terealisasi pada 2024.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Aismoli Hanggoro Ananta sebagaimana dilansir Antara, Selasa (13/2/2024).
"Kami mencoba untuk mencapai target yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian dan kami cukup optimistis," Kata Hanggoro.
Baca juga: China dan India Jadi Pasar Terbesar Motor Listrik, Indonesia Posisi Berapa?
Hanggoro menuturkan, target tersebut dapat tercapai asal penjualan motor listrik mencapai antara 6.000 sampai 8.000 unit setiap bulannya.
Pada awal 2024, kata Hanggoro, pembelian motor listrik yang disubsidi pemerintah sudah mencapai 8.000 unit.
Dengan kalkulasi penjualan yang sama seperti di awal tahun, maka kuota subsidi untuk pembelian motor listrik hingga akhir 2024 diyakini Hanggoro dapat terpenuhi.
"Di akhir tahun ini kita bisa mencapai (penjualan) mungkin di atas sampai 50.000 unit," ujarnya.
Baca juga: Target 50.000 Unit, Baru 181 Insentif Konversi Motor Listrik pada 2023
Hanggoro menambahkan, pihaknya juga berupaya ikut berkontribusi untuk transisi energi di Indonesia.
Caranya, ujar Hanggoro, adalah menetapkan target ekosistem penggunaan kendaraan listrik nasional sebanyak 600.000 unit pada 2030.
Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, secara kumulatif jumlah pengguna sepeda motor listrik di Indonesia sepanjang 2019-2023 mencapai 83.000 unit.
Pada Maret 2023, Kementerian Perindustrian menggelontorkan subsidi Rp 7 juta untuk pembelian satu unit motor listrik bagi masyarakat yang menjadi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), penerima kredit usaha rakyat (KUR), serta penerima bantuan produktif usaha mikro (BPUM).
Baca juga: Realisasi Konversi Motor Listrik 2023 Masih Jauh dari Target, Baru 1.000 Unit
Namun pada Agustus 2023 melalui Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 21 Tahun 2023, subsidi pembelian motor listrik diperluas cakupannya untuk seluruh masyarakat dengan satu nomor induk kependudukan masyarakat (NIK) yang sama.
Akan tetapi, realisasi subsidi motor listrik sepanjang 2023 hanya mencapai 11.532 unit atau sekitar Rp 78 miliar.
Serapan tersebut hanya 5,77 persen dari target mencapai 200.000 unit dengan anggaran Rp 1,4 triliun.
Pada awal tahun ini, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, salah satu penyebab rendahnya serapan subsidi motor listrik karena konsumen kurang puas dengan kemampuan baterai.
Program subsidi untuk pembelian motor listrik tetap dilanjutkan pada 2024, namun kuotanya disunat drastis menjadi 50.000 unit.
Baca juga: Serapan Subsidi Motor Listrik Cuma 5,77 Persen, Menperin Ungkap Sebabnya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya