KOMPAS.com - China dan India diprediksi menjadi pasar penjualan motor listrik terbesar pertama dan kedua dunia pada 2030.
Sedangkan Indonesia bakal menjadi pasar dengan penjualan motor listrik terbesar ketiga di dunia.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Asosiasi Industri Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Abdullah Alwi sebagaimana dilansir Antara, Jumat (26/1/2024).
Baca juga: Target 50.000 Unit, Baru 181 Insentif Konversi Motor Listrik pada 2023
"Untuk pasar sepeda motor listrik sendiri Indonesia akan menjadi nomor tiga terbesar di dunia tahun 2030. Dan ini tidak hanya pasar, tapi peluang basis industri," kata Abullah.
Abdullah menjelaskan, saat ini mulai banyak bermunculan perusahaan-perusahaan yang berusaha mengembangkan motor listrik di Tanah Air.
Tidak hanya menjadi basis industri, Abdullah juga memprediksi Indonesia akan mampu menjadi pengekspor motor listrik ke depan .
Menurut catatannya, jumlah sepeda motor listrik di Indonesia sudah mencapai 74.988 unit per Januari 2024.
Baca juga: Realisasi Konversi Motor Listrik 2023 Masih Jauh dari Target, Baru 1.000 Unit
"Dan ini merupakan peningkatan jumlah yang signifikan, melihat tahun 2020 jumlahnya masih hanya ratusan unit," ucap Abdullah.
Hal serupa juga diungkapkan, Peneliti dan Ekonom Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus.
Ahmad menuturkan, penggunaan kendaraan roda dua di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di ASEAN, mencapai skala satu unit sepeda motor per empat penduduk.
Artinya, peluang untuk mengonversi ke sepeda motor listrik sangat memungkinkan, selain strategis dari segi pasar dan bisnis industri.
Baca juga: Serapan Subsidi Motor Listrik Cuma 5,77 Persen, Menperin Ungkap Sebabnya
Untuk mencapai netralitas karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060, salah satu strateginya mengonversi sepeda motor bensin ke versi listrik.
Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang belum yakin terhadap konversi motor listrik dan motor listrik itu sendiri.
Meski adopsi motor listrik di Indonesia naik beberapa tahun terakhir, jumlah tersebut masih jauh dari target pemerintah yakni 13,5 juta unit pada 2030.
"Terdapat tantangan yang saat sampai saat ini itu masih dirasakan. Tidak hanya hal-hal yang bersifat teknis seperti infrastruktur secara keseluruhan, tapi persepsi masyarakat yang masih ragu terkait dengan nanti isi dayanya bagaimana, kemudian daya tahannya, purnajual, dan seterusnya," ujar Ahmad.
Ahmad menyarankan baik pemerintah maupun produsen berupaya lebih gencar dalam mengedukasi masyarakat Indonesia tentang motor listrik, untuk membentuk sebuah pemahaman yang berujung kepercayaan.
Baca juga: Albert Soerjonoto, Sempat Magang di Tesla, Kini Presdir Produsen Baterai Motor Listrik
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya