KOMPAS.com - Laki-laki juga bisa mendapatkan vaksin guna mencegah human papillomavirus (HPV).
Sebab, kanker serviks bukan satu-satunya kanker yang disebabkan virus itu, seperti disampaikan dokter dari RS Persahabatan dr. Anindhita, Sp.OG(K)-Onk.
"Karena virus HPV ini tidak hanya menyebabkan kanker serviks saja. Jadi ternyata ada kanker penis, ada kanker nasofaring seperti itu. Jadi untuk laki-laki juga tetap bisa diberikan vaksin HPV," ujar Anindhita, sebagaimana dilansir dari Antara, Kamis (15/2/2024).
Hal tersebut ia sampaikan sebagai respon dari pertanyaan mengenai peruntukan vaksin HPV.
Baca juga: Peneliti HCC: Rakyat Harus Tagih Semua Janji Kesehatan Capres-Cawapres
Menurutnya, saat ini terdapat lebih banyak kejadian perempuan mengidap kanker serviks.
Oleh karena itu, ada program nasional yang dibuat bagi anak-anak perempuan guna mencegah hal tersebut. Namun, bukan berarti vaksin ini tidak berlaku bagi laki-laki.
"Yang anak laki-laki bukannya nggak dipikirin, tapi memang karena kejadiannya tidak sebanyak itu. Jadi belum dijadikan program. Tapi kalau mau mengerjakan sendiri, mau lakukan vaksinasi sendiri juga silahkan," imbuhnya.
Anindhita menjelaskan, vaksin tersebut dapat diberikan sejak anak berusia 9 tahun. Adapun dosis yang diberikan, ujarnya, adalah 2 kali, dengan rentang satu tahun.
"Bagi yang berusia di atas 13 tahun, dosis yang diberikan adalah 3 kali, dengan rentang lebih singkat," ujar dia.
Vaksinasi merupakan salah satu upaya pencegahan agar tidak terkena HPV. Upaya-upaya lain, kata Anindhita, adalah dengan melakukan skrining, seperti pap smear dan pemeriksaan HPV DNA.
Baca juga: Kemenkes dan WHO Berkongsi dalam 6 Pilar Transformasi Kesehatan
"Dengan demikian, seseorang dapat mengetahui apakah mereka mendapatkan virus tersebut, terutama yang punya risiko menyebabkan kanker," tutur Anindhita.
Idealnya, deteksi tersebut dilakukan setahun sekali bagi orang-orang yang sudah aktif secara seksual, seperti yang sudah menikah, atau tiga tahun sekali apabila pemeriksaan tersebut menunjukkan tanda-tanda yang bagus.
Ia juga menyebutkan ada sejumlah orang yang rentan terkena kanker serviks, misalnya perempuan yang pernah berhubungan seksual di usia muda seperti di bawah 17 tahun. Pasalnya, berkembangan organ genital belum sempurna masih saat muda.
Selain itu, ujarnya, konsumsi rokok perlu dikurangi, bahkan dihentikan, karena rokok juga dapat mempengaruhi kesehatan serviks.
Sebagai informasi, dikutip dari Antara (5/10/2023), virus HPV merupakan virus penyebab infeksi HPV yang berdampak pada beragam gangguan kesehatan, seperti kanker serviks, kanker vagina, hingga kanker vulva pada perempuan.
Tak hanya itu, virus HPV juga dapat menyebabkan kanker anal dan kanker kulit kelamin pada laki-laki.
Sebesar 40 persen pasien berusia 15-59 tahun pernah mengalami infeksi HP. Adapun sekitar 8 dari 10 pria maupun wanita diperkirakan akan terinfeksi virus HPV semasa hidupnya. Virus ini memang dapat menyerang siapa saja, baik perempuan maupun laki-laki.
Baca juga: Aplikasi Layanan Kesehatan untuk Orang HIV/AIDS Diluncurkan
Virus HPV adalah salah satu virus umum yang dapat menyebabkan infeksi menular seksual karena transmisi virus HPV umumnya terjadi melalui hubungan seksual atau sentuhan kulit ke kulit yang erat.
WHO memperkirakan sekitar 99 persen kasus kanker serviks di Indonesia berhubungan dengan infeksi HPV pada alat kelamin. Bahkan, penyakit kanker serviks menempati urutan kedua dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2 persen dari total kasus kanker.
Di Indonesia, kutil kelamin termasuk dalam penyakit infeksi menular seksual ketiga terbanyak dan dapat berdampak pada psikososial penderitanya.
Vaksinasi, dapat mencegah penyakit yang disebabkan infeksi HPV. Vaksinasi HPV dapat mencegah lebih dari 90 persen terjadinya kanker yang disebabkan oleh virus HPV3.
Bahkan, vaksinasi HPV dapat tetap diberikan kepada individu yang sudah pernah terdiagnosis kutil kelamin sebagai langkah pencegahan untuk infeksi terhadap tipe HPV lainnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya