Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/02/2024, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah optimistis dapat mencapai target pengurangan emisi sesuai dengan peta jalan yang telah ditetapkan.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andriah Feby Misna, Selasa (27/2/2024).

Optimisme tersebut muncul karena Indonesia sudah berhasil mencapai target penurunan emisi tahunan.

Baca juga: Reko WS Hadir di 40 Lokasi, Tekan 12.000 Ton Emisi Karbon Setahun

Dia menuturkan, pada 2023, penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor energi mencapai 127,67 juta ton karbon dioksida ekuivalen.

Penurunan tersebut melampaui target yang telah ditetapkan secara nasional yakni 116 juta ton karbon dioksida ekuivalen.

"Kalau kita lihat capaian emisi, kami optimistis mencapai target," kata Feby dalam seminar bertajuk "Tantangan Industri Bioenergi" yang diikuti secara daring.

Dia menambahkan, di sektor energi berbagai upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi emisi seperti menggalakkan efisiensi energi hingga beralih ke energi bersih yang dilakukan secara bersamaan.

Baca juga: Menteri LHK Dorong Optimalisasi Insentif RBP untuk Kurangi Emisi

"Ini di sektor energi saja. Sektor lain seperti kehutanan juga melakukan pengurangan emisi ke depan," ucap Feby.

Pemerintah, kata Feby, telah berkomitmen untuk melakukan mitigasi perubahan iklim di kancah internasional seperti meratifikasi Perjanjian Paris.

Indonesia, lanjut Feby, juga telah menetapkan pengurangan emisi GRK melalui Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC).

Dalam ENDC, penurunan emisi dinaikkan menjadi 31,89 persen tanpa syarat dan 43,20 persen dengan dukungan internasional.

Baca juga: Kejar Target Pengurangan Emisi, KLHK Dorong Penyelenggaraan NEK

Harapannya, Indonesia akan mencapai netral karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

Pada 2060, emisi GRK ditarget bisa turun 93 persen dibandingkan proyeksi business as usual (BaU) yang mencapai 1.927 juta ton karbon dioksida ekuivalen.

Diharapkan tahun 2026 sisa emisi GRK hanya tinggal 297 juta ton karbon dioksida ekuivalen.

Baca juga: Sukses Turunkan Emisi Karbon, Pemprov Sumbar Terima Hibah Rp 53 Miliar

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dinilai Tak Produktif, 78.550 Ha Tambak Udang di Pantura Bakal Diganti Budi Daya Tilapia
Dinilai Tak Produktif, 78.550 Ha Tambak Udang di Pantura Bakal Diganti Budi Daya Tilapia
Pemerintah
KKP Setop Kerja Sama dengan Vietnam Imbas Maraknya Penjualan Benih Lobster Ilegal
KKP Setop Kerja Sama dengan Vietnam Imbas Maraknya Penjualan Benih Lobster Ilegal
Pemerintah
Dampak Pemanasan Global, Turbulensi di Udara Makin Meningkat
Dampak Pemanasan Global, Turbulensi di Udara Makin Meningkat
Pemerintah
Deforestasi Renggut Nyawa 500.000 Orang dalam Dua Dekade Terakhir
Deforestasi Renggut Nyawa 500.000 Orang dalam Dua Dekade Terakhir
Pemerintah
Terapkan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan, BCA Expo 2025 Pangkas Emisi Karbon 18,1 Ton
Terapkan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan, BCA Expo 2025 Pangkas Emisi Karbon 18,1 Ton
Swasta
Cat Mobil Berperan dalam Pemanasan Kota, Kok Bisa?
Cat Mobil Berperan dalam Pemanasan Kota, Kok Bisa?
Pemerintah
Produksi Pangan Dunia Cukup, tapi Banyak yang Tak Sampai ke Masyarakat
Produksi Pangan Dunia Cukup, tapi Banyak yang Tak Sampai ke Masyarakat
LSM/Figur
99.032 Hektare Hutan dan Lahan Kebakaran, Terbanyak di NTT dan Sumut
99.032 Hektare Hutan dan Lahan Kebakaran, Terbanyak di NTT dan Sumut
Pemerintah
EFT sebagai Jalan Baru Menuju Keadilan Ekologis
EFT sebagai Jalan Baru Menuju Keadilan Ekologis
Advertorial
BMKG: Suhu Laut Lebih Hangat, Hujan Ekstrem Masih Bayangi Tahun 2025
BMKG: Suhu Laut Lebih Hangat, Hujan Ekstrem Masih Bayangi Tahun 2025
Pemerintah
KLH: Sumatera dan Kalimantan Masih Berisiko Tinggi Alami Karhutla
KLH: Sumatera dan Kalimantan Masih Berisiko Tinggi Alami Karhutla
Pemerintah
Nestapa Nelayan di 'Segitiga Bermuda-nya' Indonesia, Harga Ikan Anjlok, Hasil Tangkapan Dibuang
Nestapa Nelayan di "Segitiga Bermuda-nya" Indonesia, Harga Ikan Anjlok, Hasil Tangkapan Dibuang
LSM/Figur
Gajah Sumatera Mati di Aceh Timur, BKSDA Curigai Racun sebagai Sebab
Gajah Sumatera Mati di Aceh Timur, BKSDA Curigai Racun sebagai Sebab
Pemerintah
Bappenas Minta Industri Integrasikan SDGs dalam Proses Bisnis, Bukan Cuma CSR
Bappenas Minta Industri Integrasikan SDGs dalam Proses Bisnis, Bukan Cuma CSR
Pemerintah
Tiga Desa di Bali Kini Dipasangi PLTS Berkapasitas hingga 15 kWp
Tiga Desa di Bali Kini Dipasangi PLTS Berkapasitas hingga 15 kWp
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau