KOMPAS.com - Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) mencatat angka deforestasi (penggundulan hutan) di Aceh mengalami tren penurunan dalam sembilan tahun terakhir, tepatnya sejak 2015 sampai 2023.
"Kehilangan tutupan hutan mengalami tren positif, menurun dalam sembilan tahun terakhir," kata Manager GIS Yayasan HAkA Lukmanul Hakim, dilansir dari Antara, Jumat (8/3/2024).
Menurutnya, kehilangan tutupan hutan Aceh pada 2015 adalah seluas 21.056 hektar. Lalu pda 2016 seluas 21.060 hektar, pada 2017 turun menjadi 17.820 hektar, 2018 menurun lagi menjadi 15.071 hektar.
Baca juga: MUI Haramkan Deforestasi, Membakar Hutan, dan Lahan
Pada 2019 seluas 15.140 hektar, 2020 seluas 14.759 hektar, tahun 2021 kembali turun menjadi 9.028 hektar, 2022 naik sedikit di angka 9.384 hektar, dan 2023 turun lagi menjadi 8.906 hektar.
"Hasil interpretasi HAkA hanya menghitung hutan yang hilang, belum termasuk hutan yang tumbuh kembali," imbuhnya.
Lukmanul menyampaikan, tutupan hutan seluas 8.906 hektar hilang sepanjang 2023, juga terjadi di dalam kawasan ekosistem leuser (KEL) seluas 4.854 hektar.
Lalu, berdasarkan pantauan dan analisis dari citra satelit serta data glad alert dari global forest watch, sebanyak 50 persen aktivitas penggundulan hutan terjadi di area penggunaan lain (APL), mencapai 4.422 hektar. Sedangkan sisanya terjadi dalam kawasan hutan.
Baca juga: Indonesia-Norwegia Sepakat Pendanaan Tahap 4 GRK Turunkan Deforestasi
Hasil interpretasi HAkA, aktivitas deforestasi dalam kawasan hutan paling tinggi berada di wilayah hutan lindung, yakni mencapai 1.598 hektar, 1.574 hektar di hutan produksi, dan 832 hektar di Suaka Margasatwa (SM) Rawa Singkil.
"Jika dirinci, kegiatan deforestasi paling tinggi pada 2023, terjadi di Kabupaten Aceh Selatan dengan luas hutan yang hilang mencapai 1.854 hektar," katanya.
Dilansir dari Aceh.tribunnews.com, di bawah Aceh Selatan, kabupaten tertinggi kedua deforestasi adalah Kota Subulussalam 911 hektare, dan Aceh Utara 866 hektar.
Namun secara umum, tren deforestasi di Aceh berdasarkan data HAkA, WRI, dan KLHK justru menurun dari tahun ke tahun.
Kendati demikian, kata Lukmanul, persentase tutupan hutan di Aceh masih menjadi yang terbaik di Sumatera dan menduduki peringkat ke-9 di Indonesia pada 2022.
Hal ini disebabkan luas hutan lahan mineral dan rawa gambut yang tersebar di bagian barat Aceh Selatan.
Baca juga: Deforestasi di RI Tembus 4,5 Juta Hektar, Nikel Penyebab Terbesar
"Sebanyak 55 persen hutan kita masih luas dibanding rata-rata hutan di Indonesia, luas hutan kita masih di atas rata-rata nasional," ujarnya.
Sementara itu, Sub Koordinator Inventarisasi Perencanaan Hutan DLHK Aceh Dedek Hadi menyampaikan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah kegiatan deforestasi hutan di Aceh.
"Kami mengembangkan sistem monitoring dan kemitraan, peringatan dini, smart patrol untuk mengatasi masifnya kegiatan deforestasi," kata Dedek Hadi.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya