“Untuk meningkatkan jangkauan dan dampak kampanye ini pada masyarakat, pada tahun 2024, Bank DBS Indonesia dan DBS Foundation berkolaborasi untuk meluncurkan program Food Rescue Warrior,” terang dia.
Program Food Rescue Warrior bekerja sama dengan FoodCycle Indonesia, lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berfokus pada penyelamatan makanan dan manajemen sampah makanan, serta Jangjo, startup yang juga menitikberatkan upayanya pada manajemen sampah makanan.
Untuk memudahkan pelanggan mendukung bisnis yang mengelola limbah makanannya secara bertanggung jawab, mitra-mitra yang berpartisipasi akan tercantum di direktori online restoran dan hotel di https://go.dbs.com/id-tzfw.
Jangjo menangani sampah makanan dari restoran, kafe, dan mal di Jakarta seperti Ashta, Pantai Indah Kapuk Avenue, Mall of Indonesia, fX Sudirman, Plaza Indonesia, dan SCBD Park.
Kemudian, sampah tersebut diolah menggunakan teknologi biokonversi larva Black Soldier Fly (BSF).
Baca juga: Urgensi Regulasi Tekan Food Waste
Proses ini menghasilkan larva kering yang dapat digunakan di peternakan dan kompos yang dapat digunakan di perkebunan.
Sepanjang tahun 2023, program pengolahan sampah makanan No Food Left Behind oleh Bank DBS Indonesia dan Jangjo telah melibatkan 83 tenant restoran.
Pada tahun 2024, lebih dari 24 mitra bergabung dengan program baru Food Rescue Warrior, yang sebagian besar melanjutkan program tahun sebelumnya, seperti fX Sudirman.
Beberapa tenant baru pun turut bergabung, seperti Kopitagram, di sebuah kawasan yang sangat mendukung inisiatif keberlanjutan.
Founder & CEO Jangjo Indonesia Joe Hansen mengatakan bahwa menghadapi isu sampah makanan memerlukan upaya kolektif dan ekosistem kemitraan yang baik.
"Oleh karena itu, sejalan dengan semangat memerangi sampah makanan, kami sangat antusias untuk bergabung dalam gerakan Food Rescue Warrior bersama Bank DBS Indonesia dan mitra-mitra lainnya," ujar Joe.
Baca juga: Disebut Efektif Tangani Food Waste, Gerakan Selamatkan Pangan Diperluas
Saat ini, sudah ada 75 instansi yang tergabung dalam gerakan ini, termasuk jaringan hotel, restoran, dan kafe ternama seperti Kopi Kenangan, Hotel Menara Peninsula, Hotel Aston Pluit, hingga Hotel Harris fX Sudirman.
Co-founder FoodCycle Indonesia Herman Andryanto menyampaikan apresiasinya atas program ini.
"Program Food Rescue Warrior memungkinkan kami, FoodCycle Indonesia, untuk mengoptimalkan upaya dalam mendistribusikan makanan berlebih (surplus) kepada mereka yang membutuhkan," terang Herman.
Lebih lanjut, ia juga mendukung agenda penting bagi perusahaan untuk semakin memperhatikan operasional bisnis yang lebih hijau dan menginspirasi masyarakat akan gaya hidup berkelanjutan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya