KOMPAS.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui sub holding PT PLN Indonesia Power melakukan kerja sama dengan perusahaan energi asal China untuk melakukan kajian pengembangan proyek energi hijau skala besar di Sulawesi.
Kerja sama tersebut dilakukan PT PLN Indonesia Power dengan China Energy Engineering Group (CEEC).
Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, perusahaan pelat merah tersebut terus menjalin sinergi dengan mitra nasional dan global untuk mengakselerasikan energi baru dan terbarukan (EBT).
Baca juga: IEA Sebut Energi Nuklir Penting untuk Capai Target Iklim
PT PLN dan CECC melakukan penandatanganan Perjanjian Studi Pengembangan Bersama atau Joint Development Studi Agreement (JDSA) pada Kamis (21/3/2024).
Darmawan menyampaikan, kerja sama tersebut menjadi momen penting. Pasalnya, pemerintah bersama PT PLN akan merilis Rencana Usaha Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang baru.
"Di sana (RUKN) akan diatur terkait pembangunan pembangkit EBT skala besar dan green transmission line yang menghubungkan antarpulau di tanah air," ujar Darmawan, sebagaimana dilansir Antara, Selasa (26/3/2024).
Darmawan menambahkan, dalam desain RUKN terbaru, ekosistem EBT Indonesia akan ditopang oleh pembangkit berbasis hidro dan panas bumi sebesar 32 gigawatt (GW) serta pembangkit berbasis surya dan angin sebesar 28 GW.
Baca juga: Smelter Freeport di Gresik Gunakan Sertifikat Energi Terbarukan PLN
Selain itu, pengembangan jalur transmisi hijau atau green transmission line akan berperan krusial untuk menyalurkan listrik hijau antarpulau.
Dia menuturkan, selama ini ada ketidakaesuaian antara lokasi sumber energi hidro dan panas bumi dengan pusat beban.
"Untuk itu, kita perlu menghubungkan Sumatera ke Jawa, Kalimantan ke Jawa, Nusa Tenggara Timur ke Jawa, Kalimantan ke Sulawesi, yang di dalamnya akan ada proyek besar perancangan dan pengembangan green transmission line," lanjut Darmawan.
Baca juga: ABB Ajak Industri Ikut Gerakan Efisiensi Energi, Kejar Emisi Bersih
Board Chairman of CEEC Group Song Hailiang mengatakan, pihaknya siap mendukung Pemerintah Indonesia dalam mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
Dia menambahkan, CEEC optimistis karena telah memiliki sejarah panjang kerja sama pengembangan EBT dengan PT PLN.
"Indonesia merupakan mitra penting China dalam bersama-sama membangun dan berkontribusi terhadap target NZE 2060 di Indonesia," ungkap Song.
Baca juga: Metana dari Energi Terus Meningkat Sejak Pandemi
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya