Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/03/2024, 12:54 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Tentu saja, menghemat ruang TPA, dan panasnya bisa dimanfaatkan kembali untuk menghasilkan uap yang menggerakkan generator turbin yang  menghasilkan listrik, menyediakan hingga 3 persen kebutuhan listrik di pulau tersebut.

Nah, abu hasil pembakaran dan limbah lain yang tidak dapat dibakar kemudian diangkut ke Stasiun Pengangkutan Laut Tuas (TMTS) dan kemudian diangkut dengan tongkang ke Pulau Semakau sebagai TPA.

Semakau Landfill

TPA Semakau terletak sekitar 8 kilometer di selatan Singapura, dibangun pada 1999, dan memiliki kapasitas sekitar 63 juta meter kubik sampah.

Pematang batu sepanjang 7 kilometer menutupi sebagian laut Pulau Semakau dan Pulau Sakeng untuk menciptakan ruang bagi tempat pembuangan sampah.

Baca juga: Terapkan Green Ramadhan, Ini Kiat Kurangi Sampah Berburu Takjil

Pematang tersebut dilapisi dengan membran kedap air dan lapisan tanah liat laut, yang memastikan air lindi dari sampah masuk ke TPA.

Fasilitas tambahan dibangun untuk memastikan pengoperasian TPA berjalan secara  berkelanjutan.

Adapun proses penimbunan di TPA Semakau dilakukan setelah tongkang pembawa limbah berlabuh di gedung transfer tertutup. Kapal tunda kemudian melepaskan diri dan kembali ke TMTS dengan tongkang yang sudah kosong.

Ekskavator besar dengan pegangan yang dapat diganti-ganti dan dirancang khusus,  membongkar limbah padat dari tongkang. Limbah padat kemudian ditempatkan ke tempat pembuangan off-road dengan muatan seberat 35 ton.

Baca juga: Rekosistem Kelola 35.000 Ton Sampah Sepanjang 2023, Naik 84 Persen

Seluruh bagian TPA Semakau dapat diakses melalui jalan dengan right of way 10 meter dan beraspal.

Truk sampah tersebut menuju ke lokasi pembuangan yang telah ditentukan dan membuang abu hasil pembakaran dan sampah yang tidak dapat dibakar ke dalam sel TPA.

Abu hasil pembakaran dan sampah yang tidak dapat dibakar kemudian dipadatkan dan diratakan.

Setiap sel ditutup dengan lapisan tanah setelah terisi hingga permukaan. Selanjutnya rumput dan pepohonan berakar ditanam untuk membentuk lanskap hijau.

Sel jungkit baru diaktifkan dengan menutup pipa beton yang terhubung ke laut. Ruang kosong yang menjadi tempat pembuangan limbah padat pun terbentuk.

TPA Semakau ini diperkirakan mencapai kapasitas maksimalnya pada 2035. NEA mengantisipasi kemungkinan tersebut dengan melakukan penelitian dan pengembangan untuk memperpanjang daya tampung TPA Semakau.

Hal ini juga dilakukan untuk menghindari potensi biaya pada masa depan jika harus membangun TPA berikutnya di lepas pantai. 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau