Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter: Terpapar TBC Tidak Berarti Langsung Sakit, Ada Rentang Waktu

Kompas.com - 29/03/2024, 20:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com – Seseorang yang terpapar bakteri penyebab tuberkulosis (TBC) tak berarti langsung sakit esok harinya.

Dokter dari Koalisi Organisasi Profesi Indonesia untuk Penanggulangan Tuberkulosis (KOPI TB) DKI Jakarta Dimas Dwi Saputro mengatakan, sakit yang timbul karena TBC bisa muncul beberapa waktu setelah terpapar.

"Kalau TBC ketularan sekarang sakitnya bisa satu pekan lagi, satu bulan lagi, satu tahun lagi atau bahkan 10 tahun lagi sakitnya karena TBC itu pergerakannya senyap, pelan-pelan," kata Dimas sebagaimana dilansir Antara, Kamis (28/3/2024).

Baca juga: Pengidap TBC Rentan Alami Gangguan Kesehatan Mental dari Lingkungan

Dimas mengatakan, penularan bakteri penyebab TBC, yakni Mycrobacterium tuberculosis, bisa melalui droplet atau tetesan atau percikan pernapasan dari seseorang yang terinfeksi bakteri itu.

Data menunjukkan orang yang tinggal selama satu tahun dengan pasien TBC berisiko sekitar 50 persen tertular TBC dan dalam dua tahun akan sakit TBC.

Menurut dia, ketika bakteri penyebab TBC masuk ke saluran napas seseorang maka akan dihalau oleh sistem imun.

Akan tetapi, sistem imun bisa melemah karena beberapa hal seperti polusi dan asap rokok. Hal-hal tersebut dapat merusak benteng saluran napas dan memudahkan masuknya bakteri.

Baca juga: Pakar: TBC Dapat Diatasi dengan Pencegahan

"Saat polusi masuk, saluran napas ada bentengnya yang sibuk menangkap polusi. Lalu masuklah kuman TB. Begitulah kira-kira kenapa polusi, asap rokok mempermudah masuknya kuman TBC," kata Dimas.

Hingga saat ini, TBC masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dengan 1.060.000 kasus pada 2023.

Angka ini menjadikan Indonesia peringkat kedua dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia setelah India.

Khususnya di Jakarta, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI menemukan ada 60.420 pasien TBC baru dari seluruh pasien terduga yang menjalani pemeriksaan.

Baca juga: Perlu Integrasi Penanganan TBC dan Stunting pada Anak

Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, angka tersebut lebih tinggi daripada target temuan kasus.

"Ini bahkan lebih besar dari target penemuan kasus yang diperkirakan di DKI 59.217 kasus," kata Dwi Oktavia.

Dwi menambahkan, diperlukan upaya dari berbagai pihak untuk menanggulangi TBC, mulai dari mencegah penularan dan menemukan kasus secara dini.

Upaya lainnya adalah mengobati mereka yang sakit dan tidak memberikan pasien stigma agar terus berobat secara rutin dan tepat waktu hingga mencapai target kesembuhan.

"Mudah-mudahan biasanya enam bulan bisa mencapai kondisi sembuh," ucap Dwi.

Baca juga: Begini Perbedaan Batuk Pneumonia, Asma, dan TBC pada Anak Menurut Ahli

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Pemerintah
AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau