Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/04/2024, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Kehadiran koperasi hijau menjadi salah satu upaya menciptakan pekerjaan hijau atau green jobs di kawasan terpencil seperti perdesaan dan pesisir.

Manajer Komunikasi Yayasan Rumah Energi (YRE) Fauzan Ramadhan mengatakan, gerakan koperasi hijau memusatkan upaya transisi energi dan dengan sendirinya akan membuka green jobs.

Koperasi Hijau dicetuskan untuk mengarusutamakan konsep hijau yang identik dengan ramah lingkungan, berkelanjutan, dalam lingkup kelembagaan koperasi di Indonesia.

Baca juga: PLN dan Perusahaan China Kaji Pengembangan Energi Hijau di Sulawesi

"YRE percaya koperasi merupakan lembaga yang dekat dengan masyarakat dan dapat menjadi kendaraan untuk memobilisasi pembiayaan untuk aksi iklim," ujar Fauzan dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (2/4/2024).

Fauzan menambahkan konsep koperasi hijau dihadirkan untuk menggerakkan peran koperasi dalam pembiayaan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Menurut studi YRE menunjukkan, koperasi memiliki kemampuan untuk menyalurkan pembiayaan perubahan iklim.

YRE menilai, narasi koperasi hijau perlu didorong secara khusus untuk memberikan stimulus kepada koperasi bahwa sektor hijau tidak hanya berorientasi pada lingkungan hidup, tetapi juga menguntungkan dari segi bisnis.

"Secara prinsip, koperasi hijau dan sektor kerja hijau (green jobs) bisa berjalan bersamaan dan bahkan saling melengkapi," tambah Fauzan.

Baca juga: Tip Makan Bertanggung Jawab untuk Jalani Ramadhan Hijau

Untuk implementasi koperasi hijau di wilayah terpencil, YRE menggagas koperasi untuk pembiayaan pengadaan biogas komunal dan per rumah tangga.

Selain menjadi sarana pengolahan limbah kotoran ternak, kehadiran biogas di rumah tangga petani dan peternak bisa menghemat gas elpiji untuk memasak.

Melalui biogas, penggunanya juga memperoleh keuntungan dari pemanfaatan ampas biogas untuk pupuk tanaman.

Program Officer Program Biogas Rumah Indonesia YRE Danastri Widoningtyas mengatakan, pembangunan biogas menghadirkan kelompok tukang dan pengawas konstruksi biogas.

Sejauh ini, YRE telah memberikan pelatihan secara teknis kepada 1.570 orang untuk pembangunan biogas hingga akhir 2023.

Baca juga: Indonesia Butuh Banyak Pekerja Berketerampilan Hijau

"Tenaga terlatih kemudian dapat dilibatkan dalam proses konstruksi maupun pemeliharaan biogas," jelas Danastri.

Menurut Koaksi Indonesia, pemanfaatan biogas menjadi salah satu pendukung dalam pertumbuhan green jobs.

Pasalnya, biogas merupakan salah satu praktik sistem pertanian terpadu atau integrated farming system (IFS) yang mengupayakan terciptanya sirkular ekonomi.

Manajer Riset dan Pengelolaan Pengetahuan Koaksi Indonesia Ridwan Arif mengatakan, bahan baku biogas berasal dari produk sampingan.

"Baik dari proses pertanian maupun peternakan," jelas Ridwan.

Baca juga: BlueScope dan UMN Bersinergi Pangkas Emisi Melalui Konstruksi Hijau

Melalui Program Biogas Rumah (Biru), YRE melakukan pendekatan dan pendampingan kepada koperasi untuk menjadi mitra penggulir dana pinjaman pembangunan biogas bagi para anggotanya.

Hingga akhir 2023, ada sekitar 25 koperasi yang menjadi mitra pinjaman sekaligus mitra konstruksi biogas yang memiliki tukang dan atau teknisi biogas terlatih.

Penyedia biaya pinjaman dalam konteks ini beragam, ada yang berasal dari dana hibah melalui program kerja sama, dana bergulir dari lembaga penyedia pinjaman, dan tak jarang yang berasal dari dana koperasi itu sendiri.

Menurut data YRE, ada 61 koperasi yang telah menyalurkan pinjaman biogas kepada masyarakat calon pengguna dalam Program Biru.

Baca juga: Langkah Peternak Belgia Seret Perusahaan Migas ke Meja Hijau karena Perubahan Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau