"Selama ibu dapat mengelola risiko dari faktor-faktor tersebut dengan baik, risiko stunting atau malnutrisi pada anaknya dapat diminimalkan," ujar Mahmud.
Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi dari Solo ini mengatakan ada beberapa hal yang sebaiknya lebih diperhatikan saat mengalami kehamilan di usia 35 tahun ke atas.
Mulai dari konsultasi dengan dokter kandungan saat merencanakan kehamilan, menjaga konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, mencegah terjadinya anemia (terutama anemia defisiensi zat besi), serta berolahraga rutin.
Kemudian, penting untuk menjaga kenaikan berat badan yang tepat, menghindari asap rokok, alkohol, dan zat-zat berbahaya lainnya.
"Lakukan juga pemeriksaan kehamilan dan skrining yang lebih ketat terhadap tumbuh kembang janinnya," pesan Bima.
Baca juga: Asap Rokok Konvensional dan Elektrik Dianggap Berisiko Bagi Ibu Hamil Lahirkan Bayi Stunting
Senada, Hasto menyebut perlu perhatian khusus bagi ibu hamil pada usia 35 tahun ke atas untuk menjaga kesehatan, terutama selama masa kehamilan.
Ia menekankan agar ibu yang hamil di usia 35 tahun atau lebih untuk rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung, karena pada usia tersebut ibu rentan terkena penyakit.
"Hal-hal tersebut harus diperiksa, karena semakin tua, gula darah dan tensinya naik, dampaknya kalau hamil berbahaya untuk ibu dan bayinya. Satu lagi, jantung. Jadi ada beberapa yang umur 35 tahun jantungnya sudah tidak beres," tutur Hasto.
Ia menjelaskan, pada usia 35 tahun penting untuk mengecek kondisi jantung sebelum hamil mengingat beban jantung yang terberat terjadi pada kehamilan di usia 32 minggu.
"Jadi kalau hamil sebulan-dua bulan, masih enteng, begitu masuk 32 minggu atau kira-kira tujuh bulan, sesak napas. Jadi, hati-hati juga orang umur 35 tahun kalau mau hamil, harus ada kontrol, saya tidak melarang hamil ya, tetapi maknanya, sadar bahwa anda termasuk kelompok berisiko," pungkas dia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya