Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pikap Heri, Peretas Bekas Jalur Terisolir di Perbatasan RI-Timor Leste

Kompas.com - 14/04/2024, 12:00 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Optimisme masa depan

Meski pemasukannya sedikit, Heri tetap optimistis, di tengah zaman yang semakin berkembang pesat, angkutan pikap masih menjadi primadona masyarakat di perbatasan.

Kepala Desa Lamaksenulu, Yonathas Mali Bere, mengatakan, akses transportasi angkutan umum dari wilayahnya ke Atambua saat ini sangat lancar, setelah jalan raya dibuat mulus.

Baca juga: Membangun Desa dengan Kemandirian dan Kewilayahan

"Sebelum jalan diperbaiki, transportasi hanya satu kali dalam sehari. Tapi setelah jalan diperbaiki bisa dua sampai tiga kali," ujar Yonathas.

Yonathas menyebut, sebelum diperbaiki kondisinya jalan raya rusak berat. Ada ruas tertentu bahkan sulit dilewati.

Pada saat musim hujan, praktis warga tak bisa bepergian, karena tidak ada angkutan umum seperti bus dan pikap yang masuk ke wilayah mereka.

Kalau pun nekat masuk, pasti akan terjebak kubangan lumpur di area tanjakan perbukitan.

"Dulu ada tiga bus yang biasa beroperasi di daerah kami. Tapi sekarang mereka tidak lagi masuk. Jadi sekarang dikuasai mobil pikap, sebagai satu-satunya alat transportasi umum di sini," kata dia.

Terkait kondisi wilayahnya yang telah keluar dari cap daerah terisolir, Yonathas pun mengapresiasi pemerintah pusat.

"Terima kasih kepada pemerintah pusat karena program pemerintah membangun Indonesia dari pinggiran dapat kami rasakan" ujarnya.

Yonathas berharap, ke depannya, selain sarana transportasi, pembangunan manusia juga menjadi prioritas penting untuk warganya.

Baca juga: Kembangkan Desa Selaras Kota, Ini 5 Kunci dari Bappenas

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Belu Elvicensius Martins menjelaskan, saat ini akses transportasi darat untuk wilayah Kabupaten Belu semuanya terbuka.

Meski begitu, tidak semua kecamatan memiliki moda transportasi angkutan pedesaan.

"Sebagian kecamatan masih menggunakan kendaraan pikap sebagai moda transportasi," ujar Martins.

Menurutnya, topografi alam Kabupaten Belu yang membuat para perusahaan oto bus (PO) enggan membuka usaha angkutan pedesaan pada sebagian kecamatan.

Sehingga warga setempat kemudian membuka usaha dengan membeli mobil pikap dan memodifikasinya menjadi angkutan umum.

Martins berharap, para pelaku usaha bisa memberikan pelayanan yang baik kepada para penumpang. Faktor keamanan dan kenyamanan serta keselamatan juga kata Martin, perlu diperhatikan para sopir pikap.

Harapan pemerintah setempat untuk kenyamanan penumpang menjadi atensi Heri dan rekan-rekannya. Heri pun menjamin, mobil pikap yang dia kendarai akan selalu dijaga dengan baik.

Baca juga: Sejumlah 3.248 KK di Kepri Dapat Akses PLTS dan Dapat Bantuan BPBL

"Buktinya sampai hari ini, masyarakat masih memilih menumpang di mobil pikap kami. Karena kami terus memberikan pelayanan yang terbaik," kata Heri.

Matahari mulai beranjak pergi menuju peraduannya. Satu persatu penumpang bersama satu unit sepeda motor naik ke pikap Heri.

Mesin pikap dihidupkan. Aksesoris lampu di bagian kabin depan pun menyala dengan warna putih campur biru. Musik kembali diputar dengan volume keras.

Pikap bergerak perlahan kembali menuju perbatasan RI-Timor Leste, beriringan dengan tenggelamnya mentari ke jalurnya di ufuk barat. 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau