Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bila Dikelola, Sampah Bisa Tambah Penghasilan

Kompas.com - 17/04/2024, 19:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Biak Numfor, Papua, mengedukasi warga untuk mengolah limbah sampah rumah tangga, agar menghasilkan tambahan pendapatan.

"Sampah rumah tangga dapat didaur ulang dengan metode 3R yakni reuse, reduce, dan recyle sehingga bisa bernilai ekonomis," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Biak Numfor Iwan Ismulyanto, dilansir dari Antara, Selasa (16/4/2024). 

Ia mengimbau warga untuk memilah sampah, sebelum membuangnya ke bak kontainer penampung sampah. Pemilahan sampah ini untuk menyisihkan jenis sampah menjadi sampah plastik, organik, atau anorganik.

Prinsip 3R kelola sampah bertujuan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, lalu memanfaatkan kembali sampah untuk didaur ulang.

Baca juga: TPS Jakarta Selatan Olah Sampah Jadi Bernilai Tambah

"Sampah rumah tangga bisa mendatangkan uang jika warga mau melakukan pemilahan dengan 3R," imbuhnya.

Selain itu, konsep 3R penting dalam manajemen pengelolaan limbah sebagai wujud nyata pelestarian lingkungan.

"Pandangan banyak orang sampah terkesan bau dan kotor, tetapi jika warga menerapkan pola 3R saya optimistis sampah memberikan dampak penghasilan ekonomi keluarga," tutur Iwan.

Sebab, ia memberi contoh, limbah sampah jenis apapun dapat diolah misalnya menjadi berbagai jenis hiasan rumah tangga. 

Ada bank sampah

Beberapa waktu lalu, Iwan juga menyebut dibangunnya bank sampah Distrik Biak Timur membuat saat ini Kabupaten Biak Numfor sudah mempunyai total tiga unit bank sampah.

"Tiga bank sampah itu, yakni Bank Sampah Pasar Darfuar, Bank Sampah Amanah Recyle Berkah Ridge Distrik Samofa, dan Distrik Biak Timur," terangnya. 

Berdasarkan data DLH Biak Numfor, limbah sampah rumah tangga dan pasar yang diangkut ke tempat pembuangan akhir mencapai 60 ton per hari.

Adapun kontribusi penanganan pemilahan sampah dari rumah warga di kampung sudah mencapai 30 persen atau 18 ton dari kapasitas tersebut, per November 2023. 

Baca juga:

Iwan mengatakan, pihak DLH sebagai organisasi perangkat daerah terus menggerakkan program pengelolaan sampah mandiri secara lebih masif kepada warga kampung.

Pemilahan sampah, menurut Iwan, dengan memisahkan antara sampah organik (basah), anorganik (kering), serta sampah bahan berbahaya dan beracun (B3), dengan metode pengelolaan 3R. 

"Melalui bank sampah dan sub bank sampah sebagai upaya penanganan mandiri akan terus digalakkan mulai dari tingkat RT dan RW, sekolah, sektor pemerintah, satuan TNI/Polri bahkan keterlibatan swasta," pungkasnya. 

 

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com