KOMPAS.com - Menurut penelitian terbaru, infeksi tuberkulosis (TBC) memiliki kaitan dengan peningkatan risiko berbagai kanker.
Hasil dari penelitian tersebut merupakan rilis awal dan bakal dipresentasikan dalam konferensi ilmiah European Congress of Clinical Microbiology and Infectious Diseases pada akhir April ini.
Infeksi TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru-paru, sebagaimana dilansir Medical Daily.
Baca juga: Kasus TBC Sensitif Obat Capai 808.000 Kasus Tahun Lalu
Selain menyerang paru, TBC juga dapat menyerang area lain di tubuh termasuk otak dan tulang belakang.
Hal ini juga dapat menyebabkan komplikasi seperti kerusakan jaringan dan DNA, gangguan perbaikan gen, dan perubahan faktor pertumbuhan.
Kini, studi terbaru menemukan, mereka yang menderita infeksi TBC saat ini atau sebelumnya lebih mungkin terdiagnosis berbagai jenis kanker, termasuk kanker paru-paru, darah, ginekologi, dan kolorektal.
Penelitian ini menggunakan data dari Basis Data Informasi Kesehatan Nasional Korea Selatan dan Layanan Asuransi Kesehatan Nasional Korea Selatan antara 2010 hingga 2017, yang melibatkan 72.542 pasien TBC dengan jumlah variabel kontrol yang sama.
Baca juga: Dokter Paparkan Ciri-ciri Batuk karena TBC
Dalam studi itu, para peneliti mengamati kemunculan kasus kanker yang baru terdiagnosis dari pasien TBC.
Pasien TBC tersebut memiliki rata-rata masa tindak lanjut sekitar 5,5 tahun dengan usia rata-rata 62 tahun.
Dibandingkan dengan populasi umum, kejadian kanker secara signifikan lebih tinggi pada pasien TBC.
Rinciannya adalah 3,6 kali lebih tinggi untuk kanker paru-paru, 2,4 kali lebih tinggi untuk kanker darah, 2,2 kali lebih tinggi untuk kanker ginekologi, 57 persen lebih tinggi untuk kanker kolorektal, 56 persen lebih tinggi untuk kanker tiroid, dan 55 persen lebih tinggi untuk kanker esofagus dan perut.
Baca juga: Rutin Buka Jendela Jadi Upaya Cegah Bakteri TBC
Penelitian tersebut mencatat bahwa pada penderita TBC, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dalam jumlah besar, penyakit hati kronis, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) juga merupakan faktor risiko independen terjadinya kanker.
"TBC merupakan faktor risiko independen untuk kanker, tidak hanya kanker paru-paru tetapi juga berbagai jenis kanker spesifik lokasi," tulis peneliti.
Karena temuan tersebut, para peneliti menyarankan adanya skrining dan penatalaksanaan kanker terhadap pasien TBC.
Baca juga: Dokter: Terpapar TBC Tidak Berarti Langsung Sakit, Ada Rentang Waktu
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya