KOMPAS.com - Bertepatan dengan Hari Bumi Sedunia, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengajak para wisatawan untuk dapat mengutamakan aspek dekarbonisasi dan keberlanjutan saat berwisata.
"Di Hari Bumi ini, agar wisata lebih berkelanjutan dengan mengedepankan aspek dekarbonisasi, pengurangan emisi karbon dengan meng-'offset' melalui beberapa kegiatan penanaman mangrove, terumbu karang," ujar Sandiaga dalam jumpa pers mingguan, dilansir Antara, Selasa (23/4/2024).
Selain itu, ia juga menyerukan wisatawan untuk berpartisipasi dalam penanganan sampah yang lebih berkelanjutan, serta mengurangi 'food loss' dan 'food waste' atau limbah makanan terbuang sia-sia.
Baca juga: PLN: Kendaraan Listrik Kurangi Emisi Karbon 56 Persen dan Lebih Hemat
Pada peringatan Hari Bumi Sedunia setiap 22 April, Sandiaga juga menyerukan pemanfaatan kendaraan listrik sebagai transportasi saat berwisata, sebagai upaya nyata untuk merealisasikan pariwisata bebas karbon.
Adapun sejumlah program Kemenparekraf dalam mendukung perlindungan bagi bumi, menurutnya, juga telah disampaikan dalam pertemuan tingkat tinggi "UN General Assembly Sustainability Week" yang di gelar New York, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu.
Ia menyebut pihaknya bersama-sama dengan lembaga terkait telah melakukan sejumlah upaya untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism.
Antara lain dengan mendorong kegiatan eco tourism (ekowisata), melakukan "offset" emisi karbon, penanaman hutan mangrove di beberapa destinasi wisata, restorasi terumbu karang, melakukan daur ulang produk kreatif, hingga menangani isu "food loss" dan "food waste".
Selain itu, ia menjelaskan, Indonesia memiliki program desa wisata yang memberdayakan masyarakat lokal dengan kearifan adat istiadat setempat. Ini juga termasuk dalam konsep pariwisata berkelanjutan yang mengedepankan lingkungan.
Baca juga: Peneliti BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan
"Sehingga menampilkan pariwisata sebagai sektor yang memiliki peluang sangat luas dalam menciptakan lapangan kerja yang berkualitas," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Beberapa waktu lalu, dalam forum PBB di New York, Menparekraf Sandiaga juga mengungkap keinginannya untuk menampilkan wajah destinasi Indonesia sebagai destinasi yang dekat dengan alam, budaya, namun penuh petualangan.
Sehingga bukan hanya destinasi yang fokus kepada sinar matahari, laut, dan pantai, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menarik wisatawan berdasarkan dari ketenangan, spiritualitas, dan keberlanjutan.
Selain Bali dan lima DPSP, ada pula IKN yang akan menjadi destinasi wisata baru yang sedang dalam tahap pembangunan secara masif.
Pembangunan IKN mengedepankan interkonektivitas berbasis kelestarian alam. Salah satunya infrastruktur yang tidak menggunakan energi fosil yang mampu menghubungkan titik-titik pusat ekonomi di Kalimantan.
“Karena ini menjadi unggulan kita, maka kita akan fokus terhadap pariwisata dan infrastruktur yang ramah lingkungan,” ujar Sandiaga.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya