Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/05/2024, 06:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkumpulan Alumni Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Perluni UAJ) mendukung proses ekonomi hijau yang akan berdampak bagi masyarakat luas.

Dukungan tersebut sejalan dengan keinginan kuat Perluni Atma Jaya untuk berkontribusi bagi masyarakat dan wujud kecintaan kepada almamaternya.

Ketua Perluni UAJ Michell Suharli menegaskan hal itu saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pengurus Perluni UAJ, Minggu (28/4/2024).

Rakernas Perluni UAJ kali ini mengusung tema “Jejak Perluni UAJ dalam Mendukung Sustainability dan Going Concern.”

Baca juga: Sektor Parekraf Jadi Katalisator Ekonomi Hijau dan Biru

Dalam konteks Perluni UAJ, keberlanjutan adalah kemampuan komunitas Atma Jaya untuk medukung proses ekonomi, lingkungan, dan sosial yang lebih baik.

Sementara going concern adalah kemampuan Komunitas Atma Jaya untuk mempertahankan kelangsungan karya sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi.

Ekonomi hijau dimaknai sebagai proses ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial menurut United Nation Environment Programme (UNEP) atau Program Lingkungan PBB.

Menurut Ketua Umum Perluni UAJ Michell Suharli, ekonomi hijau tidak hanya mengacu pada kegiatan ekonomi yang menjaga lingkungan hidup, seperti menggunakan lebih sedikit sumber daya alam dan menghasilkan sedikit limbah.

Ekonomi hijau juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memastikan keadilan sosial.

Baca juga: Indonesia Peringkat 3 Indeks Ekonomi Hijau se-Asia Tenggara

“Sebagai alumni Unika Atma Jaya, kami ingin mendemonstrasikan kepada almamater dan masyarakat keterlibatan kami sebagai pribadi dengan karakter dan integritas yang berorganisasi secara matang dan bertanggung jawab,” ujar Michell.

Perluni UAJ memiliki peran yang signifikan bagi keunggulan kompetitif Unika Atma Jaya untuk bersaing dengan universitas lain.

Keunggulan kompetitif (competitive advantage) adalah kemampuan yang diperoleh melalui karakteristik, sumber daya, dan unsur sebuah organisasi untuk memiliki kinerja yang lebih tinggi, dibandingkan organisasi lain pada industri atau pasar yang sama.

Keunggulan kompetitif harus diidentifikasi oleh masing-masing unsur komunitas Atma Jaya. Unsur-unsur yang dimaksud adalah pimpinan universitas, pimpinan fakultas, karyawan, alumni, mahasiswa, dan elemen lain.

Michell menuturkan, keunggulan kompetitif unsur alumni misalnya pendanaan, ketokohan, dan jejaring. Keunggulan kompetitif almamater (perguruan tinggi) misalnya ruang kegiatan, ketersediaan akademisi, dan akses literatur.

Sementara, keunggulan kompetitif mahasiswa adalah energi orang muda, ketersediaan waktu, dan akses SDM belum komersial.

Baca juga: Gen Z dan Milenial Desak Pemerintah Segera Transisi ke Ekonomi Hijau

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
PBB Desak Negara-negara Segera Serahkan Rencana Iklim Baru Bulan Ini
PBB Desak Negara-negara Segera Serahkan Rencana Iklim Baru Bulan Ini
Pemerintah
Iradiasi Pangan Jadi Solusi Tekan Risiko Kontaminasi pada Makanan
Iradiasi Pangan Jadi Solusi Tekan Risiko Kontaminasi pada Makanan
Pemerintah
Festival Mbok Sri Digelar di Delanggu, Tunjukkan Seni Bertahan Petani dalam Ketidakpastian
Festival Mbok Sri Digelar di Delanggu, Tunjukkan Seni Bertahan Petani dalam Ketidakpastian
LSM/Figur
Bukan Hanya Surga, Pemimpin Agama Perlu Dorong Aksi Iklim di Mimbarnya
Bukan Hanya Surga, Pemimpin Agama Perlu Dorong Aksi Iklim di Mimbarnya
LSM/Figur
Antisipasi Megathrust, Kemenkes Siapkan Tim Medis Kedaruratan
Antisipasi Megathrust, Kemenkes Siapkan Tim Medis Kedaruratan
Pemerintah
Metana Tersembunyi dari Batu Bara Australia Dongkrak Emisi Baja hingga 15 Persen
Metana Tersembunyi dari Batu Bara Australia Dongkrak Emisi Baja hingga 15 Persen
LSM/Figur
KLH Minta Rumah Sakit Tangani Limbah Medis, Atasi Krisis Iklim
KLH Minta Rumah Sakit Tangani Limbah Medis, Atasi Krisis Iklim
Pemerintah
Picu Kerugian Besar, KLH Minta Pemda Arusutamakan Perubahan Iklim
Picu Kerugian Besar, KLH Minta Pemda Arusutamakan Perubahan Iklim
Pemerintah
Dampak 8.000 Tahun Aktivitas Manusia: Hewan Liar Mengecil, Hewan Ternak Membesar
Dampak 8.000 Tahun Aktivitas Manusia: Hewan Liar Mengecil, Hewan Ternak Membesar
Pemerintah
Peta Global Ungkap Wilayah Laut Paling Terancam Sampah Plastik
Peta Global Ungkap Wilayah Laut Paling Terancam Sampah Plastik
LSM/Figur
WMO Prediksi Suhu Bumi Meningkat Lagi hingga November 2025
WMO Prediksi Suhu Bumi Meningkat Lagi hingga November 2025
Pemerintah
Teliti Mikropastik di Laut Indonesia, BRIN Gelar Eskpedisi Selama 31 Hari
Teliti Mikropastik di Laut Indonesia, BRIN Gelar Eskpedisi Selama 31 Hari
Pemerintah
Sony akan Pangkas Emisi Rantai Pasokan Sebesar 25 Persen dalam Lima Tahun
Sony akan Pangkas Emisi Rantai Pasokan Sebesar 25 Persen dalam Lima Tahun
Swasta
Dukungan Aksi Iklim Sering Diremehkan, Bisa Hambat Perubahan Penting
Dukungan Aksi Iklim Sering Diremehkan, Bisa Hambat Perubahan Penting
LSM/Figur
Inisiatif Bank DBS Bantu Indonesia Hadapi Tantangan Sosial Ekonomi, dari Siapkan Talenta Digital hingga Dukung Wirausaha
Inisiatif Bank DBS Bantu Indonesia Hadapi Tantangan Sosial Ekonomi, dari Siapkan Talenta Digital hingga Dukung Wirausaha
BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau