Dalam pidatonya, Aliyev mengkritik media karena memusatkan liputan atas ketergantungan Azerbaijan terhadap bahan bakar fosil.
Aliyev menyampaikan, Azerbaijan akan memanfaatkan COP29 untuk mempertahankan haknya dalam melanjutkan investasi dan produksi bahan bakar fosil.
"Memiliki cadangan migas bukan salah kami. Itu anugerah Tuhan. Kita harus dinilai bukan dari hal tersebut, tapi dari bagaimana kita menggunakan sumber daya ini untuk pembangunan negara, untuk pengentasan kemiskinan, pengangguran dan apa target kita sehubungan dengan agenda hijau," ucap Alivev.
Baca juga: COP28 Berakhir, Ini Janji-janji yang Terjalin Selama KTT
Azerbaijan sendiri memiliki target mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 35 persen pada 2030 dibandingkan dengan tingkat emisi GRK pada 1990.
Pada 2040, emisi GRK ditargetkan turun 40 persen. Target tersebut masih jauh dari desakan net zero emission (NZE) yang menurut komunitas ilmiah diperlukan untuk menghindari konsekuensi terburuk dari perubahan iklim.
Azerbaijan juga berupaya meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Menurut Aliyev, PLTS dan PLTB di Azerbaijan diperkirakan akan menghasilkan listrik sebesar 2.000 megawatt (MW) pada 2027 dan 5.000 MW pada tahun 2030.
Akan tetapi, negara tersebut juga meningkatkan produksi gas, yang bertentangan dengan komunitas internasional dalam COP28 yang sepakat untuk beralih dari energi fosil.
Baca juga: COP28 Rampung: Dunia Sepakat Lakukan Transisi, Awal dari Akhir Era Fosil
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya