Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 8 Mei 2024, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com -  Para pemuda dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Bali dipastikan terlibat dalam penyelenggaraan Forum Air Dunia atau World Water Forum (WWF) ke-10.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring pada Selasa (7/5/2024).

Indra menuturkan, acara-acara penting di suatu daerah, termasuk di Bali, tidak boleh terpisah dengan masyarakatnya.

Baca juga: Ratusan Kendaraan Listrik Siap Kawal WWF Ke-10 di Bali

"Artinya, masyarakat harus mendapatkan manfaat," kata Indra, sebagaimana dilansir Antara.

Indra menjelaskan, para pemuda di Bali dilibatkan untuk menciptakan suasana kondusif, sehingga tidak mengganggu dan menodai citra Bali selama penyelenggaraan WWF.

Para pemuda juga dilibatkan dalam acara sampingan saat delegasi WWF berkunjung ke tempat tertentu.

Tidak hanya itu, pemuda juga dilibatkan dalam forum diskusi mengenai air untuk kesejahteraan bersama.

Baca juga: WWF Buka Peluang Investasi Triliunan Rupiah bagi Indonesia

Pemerintah Provinsi Bali juga mengundang perguruan tinggi untuk ikut dalam forum diskusi terbuka yang akan digelar bersamaan dengan rangkaian WWF Ke-10.

"Sehingga mereka tidak hanya menjadi penonton sebuah acara di Bali, tapi mereka ikut berpartisipasi, bahkan mereka mendapatkan pengetahuan dari event yang sangat penting ini," ucap Indra.

Sementara itu, UMKM dilibatkan di beberapa segi. Misalnya, dari segi transportasi, pemerintah setempat memprioritaskan pelaku bisnis transportasi di Bali untuk memenuhi kebutuhan alat transportasi.

Selain itu, hotel dan restoran yang akan menyajikan hidangan untuk delegasi WWF juga didorong untuk menggunakan produk-produk pertanian lokal.

Baca juga: Desa Ini Bakal Pamerkan Tata Kelola Air Berbasis Kearifan Lokal ke Delegasi WWF

"Boleh menggunakan produk dari luar, sepanjang tidak tersedia di Bali. Jadi, kalau masih tersedia di Bali, gunakan, serap ini semua, sehingga mereka bisa merasakan manfaat," tutur Indra.

Tidak hanya itu, UMKM juga dioptimalkan untuk memasok suvenir. Indra berujar, suvenir yang akan dibawa pulang oleh para delegasi dibuat oleh pelaku industri kerajinan di Pulau Dewata.

"Kemudian dalam setiap acara besar, itu selalu ada ruang di mana peserta akan menghadiri tempat-tempat pameran, di situ aneka produk UMKM Bali dipajang. Itu selalu tersedia," imbuhnya.

Pameran produk UMKM lokal yang sudah dikurasi juga bakal dipajang di Nusa Dua, tempat WWF tahun ini dihelat.

"Kita harus menghubungkan antara aktivitas ekonomi masyarakat dan event penting pariwisata," ucapnya.

Baca juga: Menuju WWF ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Antisipasi Risiko Bencana Alam

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau