Menurut badan PBB tersebut, setiap kenaikan suhu 0,5 derajat celsius, pemanasan global akan menyebabkan peningkatan nyata dalam frekuensi dan tingkat keparahan panas ekstrem, curah hujan lebat, dan kekeringan regional.
Tahun 2023 bahkan merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat, dipicu oleh fenomena El Nino, yang menurunkan suhu di seluruh dunia.
Meskipun El Nino secara bertahap melemah, suhu global tetap terus meningkat tahun ini, dan bulan April menjadi bulan kesebelas berturut-turut yang memecahkan rekor panas.
Di antara alasan di balik kegagalan umat manusia dalam mengatasi krisis iklim, hampir tiga perempat ilmuwan yang survei menyebutkan kurangnya kemauan politik.
60 persen di antara mereka juga menyebutkan kepentingan perusahaan yang terlalu kuat, khususnya industri bahan bakar fosil.
Baca juga: Akibat Pemanasan Global, Gletser di Greenland Mencair 5 Kali Lebih Cepat dalam 20 Tahun
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya