Ada beberapa jenis melukat yang dipimpin oleh sulinggih atau pemuka agama Hindu yakni Gni Ngelayang yang diyakini untuk penyembuhan saat sakit.
Ada juga melukat gomana yang berkaitan dengan hari lahir sesuai wuku atau penanggalan kalender Bali hingga melukat semarabeda saat upacara pernikahan.
Sedangkan melukat yang dilakukan mandiri memanfaatkan sumber mata air yang dinilai suci dan disakralkan oleh umat Hindu yang berada di tempat-tempat pemujaan atau pura di Bali.
Baca juga: Polda Bali Siap Kawal Karya Wisata Delegasi WWF ke-10 di Bali
Ada banyak pura di Bali yang memiliki sumber mata air alami yang disakralkan, salah satunya Pura Tirta Empul di Kabupaten Gianyar.
Sebelum melakukan tradisi melukat untuk diri sendiri di pura, terlebih dahulu melakukan doa yang intinya menyatakan tujuan dan harapan.
Sarana upacara yang digunakan umat Hindu yang paling sederhana yakni cukup dengan membawa canang atau rangkaian janur dan bunga.
Air yang mengalir dari sumber yang disakralkan itu kemudian langsung membasahi seluruh tubuh yang dimulai dari kepala dengan didahului dengan doa.
Baca juga: WWF di Bali Jadi Momentum Dorong Pengelolaan Air Dunia Adil dan Merata
Kenak mengungkapkan, doa yang disampaikan menyesuaikan keyakinan disertai harapan sesaat sebelum melukat.
Ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan sebelum melukat atau memasuki tempat suci di antaranya untuk perempuan dilarang melakukan melukat ketika dalam keadaan menstruasi.
Selain itu, menggunakan busana adat Bali yakni menggunakan kain dan udeng atau ikat kepala. Untuk laki-laki memakai selendang sedangkan untuk perempuan menggunakan kain dan kebaya serta selendang diikat di pinggang atau busana atasan yang wajar.
"Air suci dalam melukat itu diyakini menghapuskan papa klesa (kekotoran) yakni energi negatif di alam pikiran dan jiwa manusia secara jasmani dan rohani," kata Kenak.
Baca juga: Indonesia Akan Pamerkan Program Pamsimas dalam WWF di Bali
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya