Sistem agrosilvopastura juga diharapkan mampu memitigasi persoalan banjir yang baru-baru ini juga terjadi di wilayah Kabupaten Enrekang.
Harapannya hasil dari pengembangan agrosilvopastura dapat meningkatkan nilai keragaman produk pertanian, kehutanan dan peternakan sehingga dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat adat.
Ketersediaan pangan yang cukup ini nantinya dapat mensuplai kebutuhan pangan rumah tangga, ritual adat, dan meningkatkan ekonomi warga dengan memaksimalkan bahan-bahan lokal dan sisa limbah rumah tangga.
Sistem ini tentunya juga mendukung kelestarian lingkungan karena memanfaatkan bahan-bahan alami yang aman digunakan.
“Kegiatan sekolah lapang dengan menerapkan sistem agrosilvopastura ini penting bagi kami bahwa ternyata kami bisa menggunakan sampah-sampah rumah tangga untuk produksi pertanian tanpa merusak lingkungan,” ujar Sutira, salah satu kader Sekolah Lapang dari masyarakat adat Kaluppini, Enrekang.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya