Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/05/2024, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Chrisna Canis Cara tidak menyangka Joli Jolan, komunitas yang diinisiasinya bersama sejumlah sukarelawan, relevan dengan kehidupan masyarakat di Kota Solo, Jawa Tengah, untuk bersolidaritas.

Sejak memulai aktivitasnya pada Desember 2019, Joli Jolan banyak membantu masyarakat mengakses barang-barang bekas layak pakai.

Melalui wadah berbagi barang-barang layak pakai, Joli Jolan memfasilitasi akses antara orang yang ingin berdonasi dengan orang yang membutuhkan sandang dan berbagai kebutuhan lainnya.

Baca juga: Kiprah Komunitas Joli Jolan: Semua Bisa Menyumbang, Semua Bisa Ambil

Bertempat di sebuah rumah di Jalan Siwalan Nomor 1, Kerten, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Joli Jolan melakukan aktivitasnya untuk menyediakan wadah berbagi yang diberi nama ruang solidaritas.

Di sana, saban Sabtu mulai pukul 10.00 sampai 13.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), orang-orang dari berbagai latar belakang dapat mengambil barang bekas layak pakai untuk digunakan kembali.

Di halaman yang disulap menjadi semacam galeri tersebut ada banyak sekali barang bekas yang layak pakai mulai dari baju, aksesoris, buku, perlengkapan sekolah, peralatan rumah tangga, hingga mainan.

Pengunjung boleh mengambil barang-barang yang ada di sana secara cuma-cuma, tapi ada syaratnya: mendaftar dulu menjadi anggota dan maksimal membungkus tiga barang setiap dua pekan sekali.

Baca juga: Komunitas Pembangkit Energi Terbarukan Terkendala Dana

Ruang tersebut juga dimanfaatkan untuk menampung barang-barang layak pakai yang didonasikan oleh pihak lain. Selain itu, sukarelawan Joli Jolan juga telah membuka empat titik dropbox di sekitar Solo untuk donatur yang ingin menyumbangkan barangnya.

"Idenya sangat sederhana. Kami ingin menciptakan ruang di mana orang-orang bisa saling berbagai barang bekas yang layak," terang Chrisna saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (25/5/2024).

Nama Joli Jolan terinspirasi dari istilah Jawa "ijol-ijolan" yang berarti tukar-menukar. Nama tersebut lantas dipilih untuk membentuk ruang solidaritas melalui barter dan berbagi barang gratis.

Baca juga: Harga Murah Bikin Pembangkit Terbarukan Berbasis Komunitas Sukses

Chrisna menyampaikan, selama ini masyarakat cenderung membeli barang dengan mudah. Tapi ketika bosan, barang seperti baju tidak lagi dipakai.

Padahal, masih banyak orang yang bahkan tidak mampu mencukupi kebutuhan akan sandang dan menganggap pakaian baru adalah hal yang mewah.

Dia menyampaikan, Joli Jolan menjadi ruang sosial untuk menumbuhkan rasa solidaritas dan berbagi tanpa memandang kelas atau status sosialnya.

Di Ruang Solidaritas Joli Jolan, semua punya hak yang sama untuk berdonasi dan mengambil barang.

Baca juga: JETP Harus Lirik Energi Terbarukan Berbasis Komunitas yang Pangkas Kemiskinan 16 Juta Orang

Lawan konsumerisme

Suasana kegiatan di Ruang Solidaritas Joli Jolan yang tertelak di sebuah rumah di Jalan Siwalan Nomor 1, Kerten, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Sabtu (25/5/2024).KOMPAS.com/DANUR LAMBANG PRISTIANDARU Suasana kegiatan di Ruang Solidaritas Joli Jolan yang tertelak di sebuah rumah di Jalan Siwalan Nomor 1, Kerten, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Sabtu (25/5/2024).

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Akademisi: Program Hilirisasi Mineral Tetap Bisa Jaga Kelestarian Alam Indonesia
Akademisi: Program Hilirisasi Mineral Tetap Bisa Jaga Kelestarian Alam Indonesia
BUMN
Otorita Pengelola Pantura Jawa Fokus Bangun Tanggul Laut untuk Jaga Ekosistem Pesisir
Otorita Pengelola Pantura Jawa Fokus Bangun Tanggul Laut untuk Jaga Ekosistem Pesisir
Pemerintah
4 Ha TN Lore Lindu Rusak karena Ditambang, Pelaku terancam 10 Tahun Penjara
4 Ha TN Lore Lindu Rusak karena Ditambang, Pelaku terancam 10 Tahun Penjara
Pemerintah
Kemenhut Pastikan Belum Ada Izin Pemanfaatan Hutan di Pulau Sipora Mentawai
Kemenhut Pastikan Belum Ada Izin Pemanfaatan Hutan di Pulau Sipora Mentawai
Pemerintah
Kebakaran Hutan di Uni Eropa Capai Level Terburuk Sepanjang Sejarah
Kebakaran Hutan di Uni Eropa Capai Level Terburuk Sepanjang Sejarah
Pemerintah
Krisis Iklim Tingkatkan Kasus Kecelakaan di Laut dan Perburuk Kehidupan Nelayan
Krisis Iklim Tingkatkan Kasus Kecelakaan di Laut dan Perburuk Kehidupan Nelayan
LSM/Figur
Demi Capai Target Emisi, China Bangun PLTS Terbesar di Dunia
Demi Capai Target Emisi, China Bangun PLTS Terbesar di Dunia
Pemerintah
Krisis Iklim Jadi Tantangan Pengembangan Ekonomi Hijau di Kabupaten Sigi
Krisis Iklim Jadi Tantangan Pengembangan Ekonomi Hijau di Kabupaten Sigi
Pemerintah
Perdagangan Karbon Belum Bergairah, Padahal Butuh Rp 4.000 T untuk Pangkas Emisi
Perdagangan Karbon Belum Bergairah, Padahal Butuh Rp 4.000 T untuk Pangkas Emisi
Pemerintah
Survei: Publik di Negara Berkembang Lebih Percaya Ilmuwan Jadi Sumber Informasi Iklim
Survei: Publik di Negara Berkembang Lebih Percaya Ilmuwan Jadi Sumber Informasi Iklim
Pemerintah
Inovasi Baru, Ilmuwan Bikin Alat untuk Perkirakan Dampak Sosial Kekeringan
Inovasi Baru, Ilmuwan Bikin Alat untuk Perkirakan Dampak Sosial Kekeringan
Pemerintah
Cegah Dominasi Industri Monokultur, Daerah Perlu Diversifikasi Komoditas
Cegah Dominasi Industri Monokultur, Daerah Perlu Diversifikasi Komoditas
Pemerintah
KLH: RI Butuh Rp 4.000 Triliun untuk Penuhi Target NDC Iklim
KLH: RI Butuh Rp 4.000 Triliun untuk Penuhi Target NDC Iklim
Pemerintah
Krisis Iklim Picu Gangguan Tikus di Kota-Kota Besar Dunia
Krisis Iklim Picu Gangguan Tikus di Kota-Kota Besar Dunia
Pemerintah
Berdiri Kokoh, Jembatan Berkahf Jadi Harapan Baru untuk Warga di Musi Rawas
Berdiri Kokoh, Jembatan Berkahf Jadi Harapan Baru untuk Warga di Musi Rawas
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau