Dari sesama peserta Bootcamp di Toba, Winda mendapat beberapa kontak peserta yang membantunya untuk memasarkan produknya di Kota Medan.
"Sejak saya membangun Minda empat tahun lalu, alhamdulillah saat ini produk kami sudah tersedia di 50 titik swalayan di Padang dan 100an swalayan di Pekanbaru. Dan di tahun ini saya memang ada rencana untuk masuk pasar Medan dan Batam," kisahnya.
"Kemarin sudah ada kontak dengan peserta yang bisa membatu memasarkan di sekitar Medan, semoga saja lancar," ungkap Winda.
Masih dari peserta Bootcamp Toba, ada Nola Indriyani asal Deliserdang dan pemilik "Nola Shoes", produsen sepatu custom handmade.
Nola yang sudah sering mengikuti program pembinaan dari Kementerian lain, namun baru pertama ini mengikuti event pembinaan dari Kemenparekraf mengaku ada target tersendiri ketika masuk Bootcamp AKI 2024, yakni agar bisa mengikuti pameran dan menambah relasi .
"Kebetulan waktu Bootcamp ada Pak Viktor, owner dari Galeri Batik Torsai yang saya tertarik untuk menggunakan produknya sebagai bahan baku di Nola Shoes," ungkap Nola.
Dari sisi mentor, ia mengaku sangat terbantu oleh saran mentor fesyen Tasyrif Adnan tentang tren disain sepatu juga cara disain booth pameran yang baik. Ke depannya Nola berharap bisa terus mendapat arahan dari Tasyri yang terbuka untuk dimintai konsultasi dari para peserta.
Kisah menarik lain datang dari peserta Bootcamp Tanjung Pinang. Maria Heristin asal Pekanbaru, owner jenama Makaba yang memproduksi olahan daun kelor (teh seduh, minuman kemasan, mie, kopi, sabun mandi) terkesan dengan materi Deryansha, mentor marketing dan Nilamsari, mentor kuliner.
“Materi tentang marketing melalui sistem komunal dari coach Dery itu pas banget dengan kebutuhan saya untuk fokus branding di segmen ibu-ibu hamil dan melahirkan. Dari Bu Nilamsari saya belajar meminimalisir biaya promosi dengan cara co-branding," jelasnya.
Terkait target setelah mengikuti AKI 2024 ini Maria sangat ingin terlibat dalam pameran dan event Kemenparekraf yang lain ke depannya.
Selain bisa meningkatkan penjualan, dengan mengikuti pameran harapannya bisa memperkenalkan value lain dari Makaba sebagai produsen yang menjalankan praktek go green dan juga memberdayakan masyarakat sekitar (150 rumah) untuk menanam pohon kelor.
Dari Bootcamp Palu, David owner Lenggana Pusthika, pengrajin bahan baku limbah botol kaca sangat terbantu dengan keikutsertaannya di AKI 2024.
"Pengalaman saya sebelumnya ikut program pembinaan di Bank Indonesia, membuat saya sering diajak event pameran ke berbagai kota, termasuk dikenalkan ke AKI ini. Sangat membantu produk saya dikenal oleh calom mitra di kota lain,” jelasnya.
David juga mengambil kesempatan selama Bootcamp dengan sesama peserta, berkolaborasi dengan jenama kriya KayoArt mensuplai potongan kayu jati untuk dibuat tatakan gelas.
Eva Rivana pemilik "Albana Food and Cake" asal Gorontalo mengaku dapat manfaat langsung saat pelatihan ketika difasilitasi mengurus HAKI atas produk olahan ikan tuna miliknya (krupuk, stik ikan, nugget, krupuk kulit dan abon), serta dipandu mendaftar ke e-katalog.
Selain sisi teknis administrasi, Eva ternyata merasakan mendapat ilmu baru dari para mentor Bootcamp, “Dari Bu Nilamsari saya disadarkan pentingnya memonitor arus kas, juga ada materi kemitraan tanpa memiliki booth sendiri," ungkapnya.
Eva ternyata cukup rajin mengikuti event pembinaan yang diadakan Instansi (Bank Indonesia) dan BUMN (Bank BRI). Ia mengaku mendapat banyak relasi dan jejaring baru tiap kali mengikuti event.
“Saya sering dikenalkan ke instansi yang lain, bahkan pernah produk saya dimasukkan dalam 700 paket goodie bags pernikahan anak Pak Rahmat Gobel tempo hari, itu juga berkat saya ikut jadi UMKM binaan Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo," terang Eva.
Baca juga: Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci Atasi Kemiskinan Ekstrem
Cerita Eva dan beberapa peserta AKI 2024 yang berhasil menjalin kerjasama dengan institusi pemerintah lainnya memang sudah terbukti menjadi salah satu manfaat masuk dalam ekosistem pembinaan di Kemenparekraf.
Sesuai Laporan AKI 2023, dari survei ke 120 peserta, 45 persen diantaranya bekerjasama dengan KemenkopUKM, 28 persen dengan Kemendag, dan 27,5 persen dengan KemenBUMN.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya