KOMPAS.com - Kota Tual dan Kepulauan Aru di Provinsi Maluku dijadikan lokasi permodelan penangkapan ikan terukur.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, modeling PIT menerapkan prinsip-prinsip penangkapan ikan yang berkelajutan dan ekosistem bisnis perikanan hulu hilir.
Berbagai infrastruktur untuk mendukung permodelan telah disiapkan mulai dari sistem pengawasan pergerakan kapal berbasis satelit, aplikasi e-PIT, penguatan sumber daya manusia (SDM), hingga ekosistem industri hilir perikanan.
Baca juga: Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati saat Gelombang Panas
"Ini (PIT) belum 100 persen dijalankan, tapi ini kita mulai dengan baik," kata Trenggono di Kota Tual dikutip dari siaran pers, Senin (3/6/2024).
Pelaksanaan permodelan PIT mengerahkan 187 kapal yang akan beroperasi di perairan Laut Arafura, Laut Aru, dan Laut Timor bagian Timor yang menjadi area Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 718.
Ratusan kapal perikanan bertonase besar tersebut berasal dari kawasan pantai utara Jawa (Pantura).
Kapal-kapal tersebut akan berangkat dan mendaratkan ikan hasil tangkapannya di pelabuhan perikanan yang telah ditetapkan KKP, sehingga tidak lagi kembali ke Pulau Jawa.
Baca juga: Konsumsi Ikan Teri Secara Luas Mampu Cegah 750.000 Kematian pada 2050
Di Tual, kegiatan perikanan akan dipusatkan di Pelabuhan Perikanan (PP) Tual dan PPN Tual sebagai penyangga kegiatan administrasi perizinan kapal perikanan. Sedangkan di Kepulauan Aru akan dipusatkan di PP Benjina.
"Harapannya di sini bisa lima sampai enal kali pertumbuhannya. Karena produktivitasnya ada di sini, lalu dikembangkannya di sini, pengolahannya di sini, tenaga kerjanya juga bisa diambil dari sini, sehingga nanti multiplier effect-nya besar sekali," tutur Trenggono.
Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap TB Haeru Rahayu menuturkan, implementasi permodelan PIT tersebut bertujuan menghubungkan sektor hulu atau penangkapan dengan hilir atau pengolahan dan pemasaran.
Tujuan lainnya yakni mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi dan efisiensi penangkapan ikan, menjaga mutu ikan hasil tangkapan dan memperkuat hilirisasi produk, memberikan mutliplier effect untuk ekonomi lokal.
Baca juga: 1 dari 3 Bayi di Indonesia Kurang Makan Daging, Telur, dan Ikan
Penerapan modeling PIT diproyeksikan menambah produksi tangkapan dengan estimasi mencapai 4.578 ton per bulannya dengan nilai transaksi sebesar Rp 48,4 miliar.
Selain itu penyerapan tenaga kerjanya diutamakan untuk masyarakat lokal.
"Selain itu juga sudah terjalin kerjasama dengan nelayan kecil sehingga hasil tangkapannya juga terserap," tutur TB Haeru.
Implementasi modeling PIT di Tual dan Kepulauan Aru diperkirakan akan berlangsung satu tahun, disertai monitoring dan evaluasi setiap bulannya.
Baca juga: Sungai Amazon Mengering Parah, Ribuan Ikan Mati, Masyarakat Terancam
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya