Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daun Kelor Bisa Tekan Angka Balita Stunting dan Anemia

Kompas.com - 07/06/2024, 18:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) melakukan intervensi pemberian makanan tambahan (PMT) sumber protein hewani diperkaya daun kelor.

Intervensi dilakukan kepada 33 balita stunting dan anemia di Kelurahan Kelor dan Wiladeg, Karangmojo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak Maret-Mei 2024.

Makanan tambahan yang diperkaya daun kelor tersebut diformulasi menggunakan bahan pangan lokal yang mudah didapat, serta mengandung sumber protein hewani.

Periset PRTPP Dini Ariani menjelaskan, berdasarkan hasil analisa kadar hemoglobin (Hb) dari 29 balita yang hadir dan diperiksa status gizinya setelah tiga bulan pemberian PMT, sebanyak 44,83 persen mengalami kenaikan Hb, sedangkan 68,97 persen menunjukkan kadar Hb normal (di atas 11).

Baca juga: Potensi Melimpah, tapi Obat Herbal Standar RI Masih Sedikit

“Secara umum intervensi PMT yang kami lakukan mengalami hasil yang positif meskipun belum bisa meningkatkan kadar Hb balita penderita anemia dan stunting 100 persen,” ujar Dini.

Ia menambahkan, selain meningkatkan kandungan gizi, faktor lain yang harus diperhatikan dalam pembuatan makanan tambahan pada balita adalah cara pengolahan dan penyajian yang mudah, serta variasi menu makanan agar disukai balita.

“Di samping makanannya bergizi, yang terpenting adalah bagaimana menyediakan PMT yang disukai balita sehingga kebutuhan gizi akan tercukupi,” terangnya, dalam pernyataan tertulis.

Manfaatkan bahan pangan lokal

Selain itu, langkah pertama yang harus dilakukan dalam pemilihan menu makanan tambahan adalah melakukan survei ketersediaan bahan pangan lokal yang mudah didapat dan sesuai dengan kearifan lokal daerah.

Sesuai dengan namanya, di Kalurahan Kelor ini banyak penduduk yang menanam pohon kelor dan memanfaatkan daunnya sebagai sayuran, teh celup, atau beberapa camilan.

Baca juga: BRIN Temukan Potensi Baru Obat Diabetes, Buka Peluang Investasi

"Oleh sebab itu, kami memanfaatkan daun kelor dalam pembuatan makanan tambahan balita,” kata dia. 

Kemudian, langkah setelah dilakukan fomulasi makanan, adalah menganalisis kandungan gizi produk. Ia menjelaskan, gizi yang terkandung dalam PMT harus sesuai dengan standar makanan lokal untuk balita dan ibu hamil yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2023.

“Kandungan protein yang dipersyaratkan untuk balita sasaran pada kegiatan ini yaitu minimal mengandung 6-10 persen protein,” tegas Dini.

Sementara itu, Kepala PRTPP Satriyo Krido Wahono menyebut revitalisasi ketahanan pangan yang di dalamnya termasuk upaya penanganan stunting, merupakan target kegiatan strategis PRTPP tahun 2022-2024.

“Dari awal diresmikan, salah satu fokus kegiatan riset di PRTPP adalah diversifikasi produk makanan serta mengeksplorasi bahan pangan lokal yang kaya akan zat besi, kalsium, zinc, dan protein yang sangat dibutuhkan oleh balita stunting dan ibu hamil,“ papar Satriyo.

Menurutnya, PRTPP yang berlokasi di Gunungkidul dan berada di salah satu kabupaten dengan kasus stunting tertinggi di Indonesia ini harus berorientasi pada riset dan inovasi yang mampu menjadi solusi terhadap permasalah tersebut.

“Sementara ini, baru balita di Kapanewon Karangmojo yang sudah mendapatkan intervensi formula makanan pendamping, ke depan ada daerah lain yang akan diintervensi khusus untuk ibu-ibu hamil yang kekurangan gizi,” pungkas Satriyo.

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

LSM/Figur
Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Pemerintah
Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

LSM/Figur
“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

Swasta
Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Pemerintah
Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

LSM/Figur
Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

LSM/Figur
Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

LSM/Figur
Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Pemerintah
79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

Pemerintah
 Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Pemerintah
Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

LSM/Figur
Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

LSM/Figur
Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Swasta
Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau