Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Temukan Virus Raksasa di Greenland, Teliti Dampak terhadap Pencairan Es

Kompas.com - 18/06/2024, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Para peneliti mendeteksi tanda-tanda virus raksasa yang hidup di lapisan es Greenland. Ukuran dari virus raksasa tersebut mencapai 1.500 kali lebih besar dari virus biasa.

Dalam penelitian yang diterbitkan pada 17 Mei di jurnal Microbiome tersebut, para ilmuwan mengidentifikasi tanda-tanda bahwa virus raksasa tersebut hidup di es dan salju yang mengandung banyak alga berwarna.

Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan antara keduanya, sebagaimana dilansir Live Science, Jumat (7/6/2024).

Baca juga: Biosensor Portabel Bisa Deteksi Virus dan Pencemaran Lingkungan

Tim ilmuwan berharap, dengan temuan dan pemahaman mengenai virus tersebut, dapat membuka cara untuk mengendalikan pertumbuhan alga secara alami, dan oleh karena itu, mengurangi pencairan yang disebabkan oleh alga.

"Kami tidak tahu banyak tentang virus ini, tapi saya pikir virus ini bisa berguna sebagai cara untuk mengurangi pencairan es yang disebabkan oleh pertumbuhan alga," kata penulis utama studi tersebut, Laura Perini, seorang peneliti pascadoktoral di Universitas Aarhus di Denmark.

"Seberapa spesifiknya dan seberapa efisiennya, kami belum tahu. Namun dengan mengeksplorasinya lebih jauh, kami berharap dapat menjawab beberapa pertanyaan tersebut," tambahnya.

Saat musim semi, alga di lapisan es Greenland mulai berkembang, sehingga menggelapkan bagian lanskap yang biasanya berwarna putih.

Baca juga: Pemanasan Global Makin Parah, Lapisan Es Greenland Susut 2 Kali Luas Luksemburg

Warna yang lebih gelap memantulkan lebih sedikit sinar matahari dibandingkan salju putih dan es, sehingga mempercepat pencairan.

Para peneliti mengumpulkan sampel dari es gelap, salju merah, dan lubang leleh di berbagai lokasi di lapisan es Greenland pada 2019 hingga 2020.

Mereka kemudian menganalisis DNA yang ditemukan dalam sampel tersebut untuk mengidentifikasi rangkaian gen yang memiliki kemiripan tinggi dengan virus raksasa.

"Baik di es gelap maupun salju merah, kami menemukan tanda-tanda virus raksasa yang aktif. Dan ini adalah pertama kalinya virus tersebut ditemukan di permukaan es dan salju yang mengandung mikroalga berpigmen dalam jumlah besar," kata Perini.

Baca juga: Lapisan Es Dunia Mencair Lebih Cepat, Bahaya Besar Mengintai

Alga adalah bagian dari ekosistem kompleks yang juga mencakup bakteri, jamur, dan protista.

Perini dan timnya akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk lebih memahami ekosistem alga secara keseluruhan, sehingga mereka dapat menentukan inang virus mana yang menginfeksi dan memastikan virus tersebut menyerang alga.

"Kami (akan) terus mempelajari virus-virus raksasa ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang interaksi mereka dan apa sebenarnya peran mereka dalam ekosistem," kata Perini.

Baca juga: Dari Gunung Everest, Sekjen PBB Ungkap Es Pegunungan Himalaya Banyak yang Mencair

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Mudahkan Identifikasi Perikanan Berkelanjutan, Pemerintah Siapkan Sertifikasi 'Ecolabel'

Mudahkan Identifikasi Perikanan Berkelanjutan, Pemerintah Siapkan Sertifikasi "Ecolabel"

Pemerintah
CELIOS: Ekonomi Restoratif Bantu Dukung Program Makan Bergizi Gratis

CELIOS: Ekonomi Restoratif Bantu Dukung Program Makan Bergizi Gratis

Pemerintah
Peta Nasional Padang Lamun Bakal Diluncurkan Akhir Tahun Ini

Peta Nasional Padang Lamun Bakal Diluncurkan Akhir Tahun Ini

Pemerintah
Perhutanan Sosial Bisa Menjadi Tulang Punggung Swasembada Pangan

Perhutanan Sosial Bisa Menjadi Tulang Punggung Swasembada Pangan

Pemerintah
Dunia Diprediksi Tak Mampu Tanggulangi Sampah Plastik dalam 10 Tahun Lagi

Dunia Diprediksi Tak Mampu Tanggulangi Sampah Plastik dalam 10 Tahun Lagi

Pemerintah
Dukung Energi Bersih Nasional, BCE Kembangkan Dua PLTA di Sukabumi

Dukung Energi Bersih Nasional, BCE Kembangkan Dua PLTA di Sukabumi

Swasta
Ekonomi Restoratif Disebut Bisa Tekan Angka Kemiskinan

Ekonomi Restoratif Disebut Bisa Tekan Angka Kemiskinan

Pemerintah
Penggunaan Amonia untuk Bahan Bakar Hijau Kapal Hadapi Tantangan

Penggunaan Amonia untuk Bahan Bakar Hijau Kapal Hadapi Tantangan

Pemerintah
Komisi UE Perkirakan Investasi Obligasi Hijau Bisa Kurangi Emisi 55 Juta Ton Per Tahun

Komisi UE Perkirakan Investasi Obligasi Hijau Bisa Kurangi Emisi 55 Juta Ton Per Tahun

Pemerintah
Program Nusantara Peduli Stunting di Makassar Terus Berlanjut, Beri Dampak yang Lebih Luas

Program Nusantara Peduli Stunting di Makassar Terus Berlanjut, Beri Dampak yang Lebih Luas

Swasta
Lewat Program APGreen, APG Lestarikan Lingkungan Pulau Pramuka dengan Aksi Kolektif

Lewat Program APGreen, APG Lestarikan Lingkungan Pulau Pramuka dengan Aksi Kolektif

Swasta
Dorong Peran Aktif Generasi Muda dalam Ketahanan Pangan Nasional, Pupuk Kaltim Sukses Gelar PKT-GAMA BCC 2024

Dorong Peran Aktif Generasi Muda dalam Ketahanan Pangan Nasional, Pupuk Kaltim Sukses Gelar PKT-GAMA BCC 2024

BUMN
Kura-kura Rote Makin Terancam Punah, Apa Penyebabnya?

Kura-kura Rote Makin Terancam Punah, Apa Penyebabnya?

Pemerintah
Peta Bencana Diluncurkan untuk Bantu Nelayan Tradisional

Peta Bencana Diluncurkan untuk Bantu Nelayan Tradisional

LSM/Figur
Separuh Ladang Penggembalaan Dunia Rusak karena Eksploitasi Berlebih

Separuh Ladang Penggembalaan Dunia Rusak karena Eksploitasi Berlebih

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau