Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapisan Es Dunia Mencair Lebih Cepat, Bahaya Besar Mengintai

Kompas.com - 17/11/2023, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Sejumlah ilmuwan menyampaikan, lapisan es dunia mencair lebih cepat dari yang diperkirakan. Mencairnya lapisan es memicu kenaikan permukaan air laut yang menimbulkan bencana.

Temuan tersebut disampaikan dalam laporan terbaru dari International Cryosphere Climate Initiative (ICCI) yang diterbitkan pada Kamis (16/11/2023).

Para ilmuwan tersebut mendesak para pemimpin dunia untuk melakukan aksi dan kesepakatan iklim yang ambisius, terutama menjelang KTT Iklim PBB COP28 pada akhir bulan ini.

Baca juga: Dari Gunung Everest, Sekjen PBB Ungkap Es Pegunungan Himalaya Banyak yang Mencair

Laporan ICCI tersebut mengatakan, jika suhu rata-rata global naik 2 derajat celsius dibandingkan era pra-industri, Bumi akan mengalami kenaikan permukaan air laut lebih dari 1,2 meter.

Serangkaian penelitian baru-baru ini menunjukkan, Bumi berada pada jalur untuk memanas lebih dari 2 derajat celsius bila tidak ada aksi yang cepat dan segera untuk memangkas emisi gas rumah kaca (GRK), penyebab utama pemanasan global.

“Kita mungkin akan mencapai ambang batas suhu yang telah kita bicarakan sejak lama, lebih cepat daripada yang kita pikirkan beberapa tahun lalu,” kata Rob DeConto, Direktur Fakultas Kebumian dan Keberlanjutan University of Massachusetts Amherst sekaligus salah satu penulis laporan ICCI.

Dia menambahkan, naiknya suhu Bumi juga akan semakin memperparah pencairan lapisan es di seluruh dunia dibandingkan perkirakan beberapa tahun lalu, sebagaimana dilansir NBC News.

Baca juga: Bahaya, Lapisan Es Antarktika Menyusut Drastis dalam 25 Tahun

Tanpa adanya perubahan drastis dalam laju aksi iklim, kata DeConto, permukaan air laut akan naik lebih cepat dan lebih tinggi, berpotensi membuat umat manusia tidak dapat beradaptasi.

Dalam laporan ICCI, para ilmuwan berpendapat bahwa kenaikan suhu global sebesar 2 derajat celsius akan memaksa banyak orang meninggalkan wilayah pesisir.

“Kita membuat jutaan orang terpaksa mengungsi karena keputusan yang diambil saat ini,” kata Julie Brigham-Grette, seorang profesor geosains di University of Massachusetts Amherst sekaligus penulis laporan.

Lebih dari 60 ilmuwan berkontribusi pada laporan ini. Banyak di antara mereka adalah pakar di bidangnya, dan beberapa diantaranya pernah mengerjakan laporan sebelumnya untuk Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) di PBB.

Dalam laporan IPCC pada 2021, para ilmuwan memperkirakan bahwa permukaan air laut akan naik sekitar 0,28 hingga 1,01 meter pada 2100.

Baca juga: Es Laut Antarktika Alami Rekor Terendah di Musim Dingin

Namun, angka-angka tersebut juga tidak memperhitungkan ketidakpastian di sekitar lapisan es seperti yang telah diteliti lebih dalam oleh para ilmuwan lain dalam beberapa tahun terakhir.

Penelitian ICCI tersebut menunjukkan, mencairnya lapisan es merupakan penyebab kekhawatiran yang lebih besar dibandingkan perkiraan IPCC.

“Banyak ilmuwan lapisan es sekarang percaya bahwa pada suhu 2 derajat celsius, hampir seluruh Greenland, sebagian besar Antartika Barat, dan bahkan bagian-bagian yang rentan di Antartika Timur akan memicu kenaikan permukaan laut dalam jangka panjang dan tak terhindarkan, bahkan jika suhu udara menurun kemudian,” tulis laporan ICCI.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kepala TN Gunung Rinjani: Pendakian Harus Utamakan Keselamatan
Kepala TN Gunung Rinjani: Pendakian Harus Utamakan Keselamatan
Pemerintah
Coldplay Rilis 'EcoRecords' Lagi, Album dengan Piringan Daur Ulang
Coldplay Rilis "EcoRecords" Lagi, Album dengan Piringan Daur Ulang
Swasta
Jawaban Panjang AI Butuh Energi 50 Kali Lebih Banyak, Pengguna Perlu Bijak Bertanya
Jawaban Panjang AI Butuh Energi 50 Kali Lebih Banyak, Pengguna Perlu Bijak Bertanya
LSM/Figur
Risiko Bisnis Kian Kompleks di Tengah Krisis yang Saling Terhubung, Bagaimana Cara agar Bisa Bertahan?
Risiko Bisnis Kian Kompleks di Tengah Krisis yang Saling Terhubung, Bagaimana Cara agar Bisa Bertahan?
Swasta
19 Kecamatan di Muara Enim Dinyatakan Rawan Karhutla
19 Kecamatan di Muara Enim Dinyatakan Rawan Karhutla
Pemerintah
BRIN: Kerusakan Terumbu Karang Bikin Kita Krisis Seafood
BRIN: Kerusakan Terumbu Karang Bikin Kita Krisis Seafood
Pemerintah
Riset: Misinformasi Iklim Disebarkan Elit, Korporasi, dan Orang Pintar
Riset: Misinformasi Iklim Disebarkan Elit, Korporasi, dan Orang Pintar
LSM/Figur
Mengapa Bioplastik Bukan Solusi Krisis Sampah Plastik?
Mengapa Bioplastik Bukan Solusi Krisis Sampah Plastik?
LSM/Figur
Dukung Dunia Pendidikan, BRI Peduli Salurkan Bantuan Rp 500 Juta kepada SDN di Bogor
Dukung Dunia Pendidikan, BRI Peduli Salurkan Bantuan Rp 500 Juta kepada SDN di Bogor
BUMN
Riset: Tips Jitu Percepat Transisi Energi adalah Kolab dengan China
Riset: Tips Jitu Percepat Transisi Energi adalah Kolab dengan China
LSM/Figur
Lewat Label 'Kota Kotor', KLH Dorong Perbaikan Pengelolaan Sampah
Lewat Label "Kota Kotor", KLH Dorong Perbaikan Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Pertamina Port Logistik Gelar Aksi Transplantasi Terumbu Karang dan Pembersihan Sampah di Kepulauan Seribu
Pertamina Port Logistik Gelar Aksi Transplantasi Terumbu Karang dan Pembersihan Sampah di Kepulauan Seribu
BUMN
Bank Lokal Ternyata Lebih Tangguh dan Bermanfaat dalam Krisis Iklim
Bank Lokal Ternyata Lebih Tangguh dan Bermanfaat dalam Krisis Iklim
Swasta
Konsep Baru Adipura: Yang Gagal Kelola Sampah Bakal Dapat Predikat Kota Kotor
Konsep Baru Adipura: Yang Gagal Kelola Sampah Bakal Dapat Predikat Kota Kotor
Pemerintah
Transparansi ESG Jadi Sorotan Baru Dunia Usaha, Bagaimana di Tanah Air?
Transparansi ESG Jadi Sorotan Baru Dunia Usaha, Bagaimana di Tanah Air?
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau