Kantong terbagi menjadi dua segmen untuk memberikan keamanan dan jaminan bahwa pengujian produk tambahan dilakukan pada unit terkait.
Hal ini juga untuk memungkinkan pengujian tambahan sampel jika diperlukan di masa mendatang, atau untuk pengujian viabilitas sebelum transplantasi.
Baca juga: HUT Ke-48, RS Atma Jaya Resmikan Layanan Kesehatan Lansia Terpadu
Cordlife juga menggunakan sistem penyimpanan nitrogen cair fase-uap untuk kriopreservasi sel punca jangka panjang. Penyimpanan fase uap dapat beroperasi tanpa pasokan listrik sehingga aman dari kemungkinan kerusakan karena pemadaman listrik.
Metode penyimpanan ini juga umum digunakan oleh bank darah tali pusat lainnya di negara lain.
"Pemantauan suhu menjadi suatu yang penting untuk memastikan bahwa tangki penyimpanan berada pada batas pengoperasian yang optimal untuk menjaga kualitas darah tali pusat yang ada di dalamnya," jelas Dwi.
Sementara itu, Retno sekaligus mengklarifikasi kabar mengenai kondisi di Laboratorium Cordlife Singapura, terkait dengan perubahan temperatur pada tangki penyimpanan kriogenik di sana.
Meski berada pada induk perusahaan yang sama, operasional PT Cordlife Persada di Indonesia terpisah dengan operasional Cordlife Singapura dan negara-negara lainnya.
"Kami pastikan bahwa insiden yang terjadi di Cordlife Singapura tidak berdampak pada integritas atau operasional PT Cordlife Persada Indonesia," ujar Retno.
"Kami ingin menyampaikan kepada semua orangtua yang menyimpan darah tali pusat buah hatinya di laboratorium Cordlife Persada bahwa unit darah tali pusat yang tersimpan di Cordlife Indonesia dalam keadaan baik dan sangat aman," pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya