PALANGKA RAYA, KOMPAS.com - Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran memberikan sindiran kepada pengusaha perkebunan sawit yang tidak mau memberikan 20 persen lahannya untuk kebun plasma masyarakat.
"Dengan adanya Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) ini bisa memberi kontribusi yang nyata bukan cuma kita berpantun, bukan cuma kata-katanya, tapi realita yang ada," ujar Sugianto saat menghadiri pembukaan Borneo Forum 2024 di Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, Jumat (28/6/2024).
Menurut Sugianto, pengusaha sawit sejatinya bisa berkontribusi untuk mengentas kemiskinan yang ada di Kalimantan Tengah, bila mereka mau taat aturan.
Sugianto memberikan ilustrasi, bila ada 1,5 juta kebun sawit di Kalimantan Tengah, maka 20 persennya untuk kebun plasma adalah sebanyak 300.000 kebun.
Sementara angka kemiskinan di Kalimantan Tengah adalah sekitar 5 persen, atau ada kurang lebih 140.000 masyarakat miskin di Kalimantan Tengah.
"Ini bisa kita selesaikan yang penting pengusaha-pengusaha membuka diri," lanjutnya.
Baca juga: IAL Kantongi Konsesi Kebun Sawit Separuh Luas Jakarta, Suku Awyu dan Moi Gugat Pemprov Papua
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Gapki Eddy Martono mengatakan, selain kebun plasma, pengusaha sawit juga boleh hanya memberikan kegiatan produktif lainnya kepada masyarakat.
"Kalau itu tidak ada areal dan bukti kawasan hutan kan kita tidak bisa mengembangkan tidak bisa membangunkan, itu namanya kegiatan produktif lainnya yang tadi disampaikan oleh Pak Gubernur, bisa dengan ternak sapi dengan ternak ayam," tutur Eddy.
Dirinya juga setuju bila pemerintah mencabut izin usaha pengusaha sawit apabila mereka tidak mengikuti aturan yang berlaku.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya