Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepunahan Serangga Bisa Memicu Peperangan di Bumi

Kompas.com - 28/06/2024, 15:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penulis buku "Narasi Ekologi: Kiamat Serangga dan Masa Depan Bumi", Arifin Muhammad Ade, menegaskan pentingnya peran serangga untuk menopang keberlangsungan hidup di bumi, dan ada dampak yang mengerikan jika serangga punah.

”Sebagian besar masyarakat mungkin tidak mengetahui peran penting serangga, dan bagaimana kita sangat bergantung pada keberadaan serangga, terutama para petani," ujar Arifin. 

Hal itu ia sampaikan saat acara bedah buku "Narasi Ekologi: Kiamat Serangga dan Masa Depan Bumi" dalam rangka perayaan ulang tahun Biodiversity Warriors KEHATI ke-10, di Jakarta, Kamis (27/6/2024). 

Ketika serangga punah, fenomena kerusakan lingkungan juga akan semakin tak terkendali. Sebab, serangga merupakan titik penting yang terkoneksi dengan semua aspek kehidupan.

Baca juga: Anggrek Langka Terancam Punah, BRIN Lakukan Upaya Konservasi

Total 90 persen serangga berkontribusi terhadap pangan dunia. Saat mereka punah, artinya produksi pangan akan ikut menurun, kemudian dalam jangka panjang terjadi perebutan sumber daya alam, untuk memenuhi makan manusia. 

"Serangga dapat memicu peperangan antara umat manusia jika keberadaannya punah dan tidak mampu membantu petani meningkatkan produktivitas pertanian yang ada,” terangnya.

Arifin pun mengutip perkataan salah seorang ahli, bahwasanya ketika kita membunuh spesies atau makhluk lain, secara tak langsung kita akan membunuh ekosistem yang menopang hidup kita, termasuk manusia itu sendiri. 

"Serangga itu merupakan salah satu parameter yang menunjukkan ekonomi suatu negara masih baik. Jika serangga punah, artinya menunjukkan lingkungan itu juga tidak lagi baik," tambah Arifin. 

Persepsi negatif terhadap serangga

Peneliti Bidang Zoologi dan Serangga BRIN Prof Rosichon Ubaidillah berpendapat, salah satu yang memicu kepunahan serangga di muka bumi adalah karena banyaknya persepsi negatif. 

Di seluruh dunia, biaya jutaan dolar telah dikeluarkan untuk memberantas serangga hama di pertanian, serangga yang menyebabkan penyakit, hingga menghilangkan rayap. Padahal, serangga yang baik dan memberikan manfaat jumlahnya jauh lebih besar. 

"Padahal ada sekitar 5.500.000 spesies serangga di muka bumi, hanya 3 persen yang merugikan. Sementara yang 97 persen itu menguntungkan bagi manusia dan bagi bumi ini," ujar Rosichon. 

Baca juga: Perkuat Aspek Pangan dan Ekonomi, FKS Partisipasi di Hari Tempe Nasional

Oleh karena itu, ia menyetujui pendapat Arifin dalam bukunya, bahwa masyarakat perlu memberikan perhatian khusus terhadap pelestariannya keanekaragaman hayati, termasuk serangga. 

Total 97 persen serangga yang bersifat baik tadi, kata dia, harus dijaga dan terus dieksplorasi keberadaannya.

Sebab, sudah banyak ahli entomologi maupun lingkungan dari luar negeri yang menyuarakan peran penting serangga dan melindunginya dari kepunahan. 

"Kiamat serangga akan terjadi, dunia kita berhenti tanpa mereka, yang disampaikan Arifin ini telah disampaikan juga oleh beberapa penulis," tutur Rosichon.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau