Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/07/2024, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Danau Prespa di Balkan, salah satu danau tertua di Eropa, berada di ambang kekeringan.

Setiap tahun, air danau tersebut semakin menyusut akibat penguapan, kurangnya curah hujan, dan penggunaan air yang berlebihan untuk irigasi.

Dengan luas permukaan sekitar 260 kilometer persegi, danau kuno ini adalah rumah bagi lebih dari 2.000 spesies ikan, burung, mamalia, dan tumbuhan.

Baca juga: 17 Juni, Hari Memerangi Penggurunan dan Kekeringan Sedunia

Tempat ini paling terkenal karena populasi burung pelikan dalmatian yang bersarang, spesies yang terancam punah secara global.

Sembilan dari 11 spesies ikan asli di Danau Prespa bahkan tidak ditemukan di tempat lain di dunia.

Semua makhluk dan ekosisten tersebut kini menghadapi risiko karena permukaan air di danau yang membentang di Makedonia Utara, Yunani, dan Albania tersebut terus turun.

Kini, ketinggian Danau Prespa delapan meter lebih rendah dibandingkan pada akhir tahun 1970-an.

Baca juga: Kajian Perubahan Iklim BRIN: Sumatera Terancam Kekeringan Tahun 2050

Untuk menghentikan kekeringan agar tidak meluas, berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) dari tiga negara tersebut kini bergandengan tangan.

Mereka bertemu pada Forum Pembangunan Wilayah Prespa yang pertama untuk meminta intervensi segera dari pemerintah mereka, sebagaimana dilansir Euronews, Selasa (16/7/2024).

Harapan sempat membumbung tinggi pada 2000 ketika ketiga negara mengesampingkan perbedaan politik mereka dan bersatu untuk melindungi Danau Prespa.

Perjanjian politik lantas ditandatangani dan Taman Nasional Prespa lintas batas didirikan. Namun sejak itu, hanya sedikit kemajuan yang dicapai pada proyek tersebut.

Baca juga: BMKG: Banyak Wilayah RI Alami Kekeringan Juni-September

"Organisasi non-pemerintah dari tiga negara bagian ingin mengajukan permohonan kepada lembaga-lembaga dan otoritas lokal untuk mempercepat upaya terkait hubungan kelembagaan dan konkretisasi rencana aksi," kata Ljupco Krstevski, koordinator proyek di lembaga Eurthink.

Dia menambahkan, banyak penelitian telah dilakukan dan banyak dokumen strategis telah diadopsi, namun implementasinya masih kurang.

Krstevski berharap, ketiga negara tersebut akan mengambil tindakan segera secepat mungkin.

Inspirasi dari tempat lain

Pada forum baru-baru ini, berbagai LSM  tersebut  juga mencari inspirasi dari danau lain di Eropa yang melintasi tiga perbatasan yakni Danau Constance.

Baca juga: Air, Kekeringan, dan Ketahanan Pangan Berkelanjutan

Perwakilan dari yayasan bernama Lake Constance Foundation memaparkan pengalaman mereka dalam mengelola ekosistem unik di danau yang melintasi Jerman, Austria, dan Swiss tersebut.

Dibentuk oleh enam organisasi konservasi pada 1994, yayasan ini memupuk kerja sama antara ketiga negara dalam segala hal mulai dari pengelolaan sumber daya hingga mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Yayasan tersebut berupaya meningkatkan keanekaragaman hayati di Danau Constance dan mengelola polutan seperti mikroplastik di dalam air.

Perwakilan Lake Constance Foundation Volker Kromrey menyarankan agar LSM mendorong walikota setempat untuk menekan politisi kota agar menegakkan komitmen yang dibuat dalam perjanjian Danau Prespa.

Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Ribuan Hektare Sawah Kekeringan, Setara 2.088 Lapangan Sepak Bola

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau