"Kalau yang mau donasi ke kami banyak banget. Malah sampai Jawa, sampai Bali, sampai terakhir itu Kalimantan," ujarnya.
Baca juga: Strategi Nestle Kurangi Sampah, Daur Ulang hingga Ajak Kolaborasi
Namun, untuk beberapa daerah di luar Jawa yang memiliki lokasi jauh, ia menyarankan untuk berdonasi ke Bank Sampah atau pengelolaan sampah terdekat, agar tidak terbebani di ongkos pengiriman.
Adapun antusiasme pengguna produk juga cukup tinggi. Saat ini, selain menjual produknya secara daring di marketplace, Boolet juga telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan di bidang FnB hingga perhotelan.
Vanessa menyampaikan, salah satu tantangan yang dirasakan oleh Boolet adalah karena masih jarangnya daur ulang sumpit maupun tusuk sate.
"Ini termasuk cukup unik, karena kan biasanya kayak dari plastik doang atau bungkus snack, gitu-gitu doang kan. Yang mana mungkin orang udah relatif tau, oh gini caranya. Nah tantangannya yang terbesar mungkin masih banyak yang belum tahu kalau tusuk sate dan sumpit itu bisa diolah kembali," terang dia.
Oleh karena itu, selain bekerja sama dengan Bank Sampah, pihaknya juga berupaya memberikan edukasi misalnya ke beberapa sekolah, untuk menginformasikan tentang daur ulang sumpit.
Tantangan kedua, menurutnya, ada keraguan masyarakat mengenai higienitas dari produk-produk sekali pakai yang didaur-ulang.
"Kedua, mungkin masih banyak sebenarnya orang-orang yang enggak menggunakan barang yang terbuat dari limbah. Jadi kami tekankan juga kalau proses pembersihan kami itu, kami make sure juga kalau ini layak pakai," ujarnya.
Lebih lanjut, Vanessa mengatakan, masyarakat yang ingin mengirimkan sumpit maupun tusuk sate bekas pakai bisa memberikannya kepada Boolet, dengan drop point di Pasar Minggu, Depok, dan Narogong.
"Tapi kalau di luar (Jabodetabek) mungkin tinggalnya agak jauh, bisa menghubungi bank sampah yang terdekat atau waste management yang ada di lingkup (rumah)," pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya