KOMPAS.com - Sampah masih menjadi isu besar dalam kehidupan manusia, khususnya sampah rumah tangga.
Masyarakat cenderung berpandangan bahwa selama sampah tidak ada di halaman rumah mereka, maka hal tersebut bukan menjadi tanggung jawab mereka.
Karena anggapan tersebut, laporan The World Bank 2021 mencatat bahwa Indonesia menjadi salah satu penghasil sampah plastik terbesar di dunia, dengan jumlah 7,8 juta ton sampah plastik setiap tahunnya.
Mengetahui kondisi tersebut, PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) bersama PT Stardust Estate Investment (SEI) tergerak untuk menggelar program tanggung jawab sosial bertajuk “Pendidikan Masyarakat dalam Upaya Kurangi Sampah” atau PIKAT RASA.
Bersama Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Morowali Utara dan Dinas Pendidikan Kabupaten Morowali Utara, para karyawan PT GNI dan PT SEI dari berbagai departemen memberikan edukasi pengelolaan serta pemanfaatan sampah plastik dari sampah rumah tangga.
Baca juga: Aktif Lestarikan Lingkungan, PT GNI Ajak Masyarakat Partisipasi dalam Aksi Bersih-bersih Desa
Edukasi pengelolaan sampah digelar pada Rabu (17/7/2024) di sekolah dasar dan panti asuhan yang terletak di desa sekitar lingkar perusahaan, yakni Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bunta, SDN Bungintimbe, SDN Tanauge, Panti Asuhan Raudhatul Fitrah, dan Panti Asuhan Alesintowe.
Head of Corporate Communication PT GNI Mellysa Tanoyo menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan dilakukan perusahaan dalam rangka mendukung mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 12 yang salah satunya bertujuan untuk mengurangi limbah.
“Ini adalah langkah awal yang positif untuk mendukung terciptanya lingkungan yang sehat, bersih, dan lestari,” jelaas Mellysa dikutip dari rilis resmi, Rabu (24/7/2024).
Mellysa menambahkan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pelestarian lingkungan di kalangan generasi muda, tetapi juga menciptakan budaya pengelolaan sampah yang baik sejak dini.
“Kegiatan ini dapat membiasakan anak-anak untuk mengelola sampah dengan benar sejak dini dan akan membentuk kebiasaan positif yang berkelanjutan hingga dewasa. Anak-anak diharapkan dapat menjadi agen perubahan dalam keluarga dan komunitas mereka kelak,” ungkap Mellysa.
Kegiatan diawali dengan pemberian edukasi pengelolaan sampah. Selanjutnya para siswa-siswi diajak untuk berkreasi membuat tas atau tempat pensil dari sampah plastik dan bunga dari kulit jagung.
Kegiatan sosial ini pun diapresiasi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Morowali Utara Muhammad Ridwan Daeng Malureng. Ia menyampaikan kebanggaannya terhadap program yang dibuat oleh PT GNI dan PT SEI tersebut.
“Selaku perwakilan dari pemerintah daerah, kami bangga dapat ikut serta menjadi bagian dari program ini. Karena program ini sangat baik untuk membentuk karakter siswa, khususnya terkait dengan mencintai lingkungan,” ungkapnya.
Dirinya berharap, kegiatan ini dapat membuat generasi muda memiliki karakter yang cinta dan peduli terhadap lingkungan.
“Program ini bagian dari upaya dalam menciptakan generasi yang mempunyai karakter mencintai dan peduli dengan lingkungan, serta terus melakukan inovasi-inovasi terkait dengan lingkungan,” tegasnya.
Baca juga: Gandeng Milenial Indonesia Menanam, PT GNI Targetkan 1 Juta Penamanan Pohon di Area Smelter
Senada, Kepala Bidang Pengendalian Dampak Dinas Lingkungan Hidup Morowali Utara Muharam Malle mengatakan, kegiatan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap kegiatan-kegiatan pelestarian alam.
“Program ini sangat bagus untuk peningkatan kepedulian tentang sampah kepada anak-anak, kami juga sebelumnya telah melaksanakan program Adiwiyata, yaitu program ramah lingkungan untuk anak-anak sekolah dan kepedulian tentang sampah. Harapan saya semoga kegiatan ini dijalankan secara efektif dan efisien,” ungkapnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya