KOMPAS.com - Nutrisi dan stimulasi sangat penting pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak. Pasalnya, periode ini berkaitan erat dengan perkembangan otak.
Ketika baru lahir, perkembangan struktur otak bayi sebesar 25 persen dibandingkan struktur otak orang dewasa.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Ahmad Suryawan mengatakan, ketika berusia dua tahun, perkembangan otak anak mencapai 80 persen.
Baca juga: Semarak Hari Anak Nasional di Mandalika, ITDC dan Yayasan GNI Gelar Program Mandalika CLC
"Dalam konteks itu, yang sangat diperlukan untuk perkembangan otak anak adalah nutrisi dini yang berkualitas dan stimulasi dini," kata Ahmad Suryawan dalam diskusi daring, Kamis (25/7/2024), sebagaimana dilansir Antara.
Suryawan mengingatkan, semua nutrisi berperan penting bagi perkembangan otak anak, terutama pada 1.000 HPK, termasuk zat makronutrien seperti karbohidrat dan lemak.
"Lemak untuk usia kita (dewasa) mungkin perlu dikurangi, tapi, buat usia anak sangat diperlukan," kata Suryawan.
Zat mikronutrien, berbagai macam vitamin, dan mineral, juga tidak kalah penting bagi perkembangan otak pada 1.000 HPK.
Baca juga: Cegah Eksploitasi Anak Jadi Pekerja, RUU Pelindungan PRT Harus Disahkan
Suryawan menekankan, tidak ada ada nutrisi tertentu yang superior karena semua nutrisi berinteraksi untuk pertumbuhan anak.
Sebagai contoh, air susu ibu (ASI) menjadi nutrisi penting bagi bayi dalam 6 bulan pertama.
"Yang paling pas adalah nutrisi seimbang. Itu wajib dipenuhi keluarga dan didukung oleh negara," kata Suryawan.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu juga mengingatkan, stimulasi pengasuhan berupa memberikan rangsangan kepada anak sebagai proses belajar, tidak bisa dipisahkan dari nutrisi pada perkembangan otak anak.
Baca juga: Dokter: Makanan Ultra Processed Berlebihan Picu Masalah Kesehatan pada Anak
"Selain nutrisi yang baik, metode pengasuhan harus bisa memberikan stimulasi yang layak, yang cukup sepanjang 1.000 HPK," kata Suryawan.
Suryawan juga mengingatkan, tumbuh kembang anak jangan ditunggu, tapi dijemput.
Ini berarti, ujar Suryawan, orangtua perlu melakukan sesuatu supaya tumbuh kembang anak optimal.
Baca juga: Kehamilan dan Persalinan Usia Anak Berisiko Tinggi, Organ Tubuh Belum Siap
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya