Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/08/2024, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) membidik pertumbuhan ekonomi hijau sebagai upaya mitigasi perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan kota.

Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim Wahyu Gatut Purboyo menyampaikan, pemerintah pusat telah memberikan perhatian serius terhadap pembangunan rendah karbon.

"Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024, pemerintah pusat telah menetapkan pembangunan ekonomi hijau sebagai salah satu prioritas," ujar Wahyu di Samarinda, Ranu (7/8/2024), sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: Microsoft Beli 80.000 Ton Kredit Penghilang Karbon dari Proyek Hutan AS

Wahyu menambahkan, Pemprov Kaltim juga telah menyusun rencana aksi adaptasi perubahan iklim yang terintegrasi dengan rencana nasional.

"Kota sebagai sistem yang kompleks, perlu pendekatan yang komprehensif dalam mengatasi tantangan perubahan iklim," jelasnya.

Ia menambahkan, meskipun terdapat komitmen yang kuat dari pemerintah, tantangan dalam mewujudkan pembangunan rendah karbon di Kaltim masih cukup besar.

Salah satu tantangan utama adalah mengubah pola pikir masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan.

Baca juga: Singapura Siap Fasilitasi Korporasi Mengakses Kredit Karbon yang Berkualitas

Selain itu, diperlukan investasi yang cukup besar untuk mengembangkan infrastruktur yang mendukung pembangunan rendah karbon.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.

"Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi yang masif kepada masyarakat tentang pentingnya pembangunan rendah karbon dan manfaat yang akan diperoleh," ucap Wahyu.

Ketua Harian Dewan Daerah Perubahan Iklim Kaltim Daddy Ruhiyat menyatakan, pembangunan rendah karbon bukan hanya soal lingkungan, tapi juga tentang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Dengan menerapkan konsep ini, kita bisa mencapai keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan," katanya.

Baca juga: Jejak Karbon Kereta Api Rendah, tapi Angkutan Batu Bara Terbanyak

Menurut Daddy, konsep pembangunan rendah karbon dapat diterapkan secara fleksibel di berbagai wilayah.

Ia menjabarkan, setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda sehingga penerapannya pun berbeda.

"Yang penting adalah tujuan utamanya sama yaitu mengurangi emisi gas rumah kaca dan beralih ke energi bersih," ujarnya.

Daddy menjelaskan, beberapa kota di Kaltim seperti Samarinda dan Balikpapan dinilai berpotensi menjadi pilot project dalam penerapan konsep pembangunan rendah karbon.

"Kota-kota ini memiliki potensi besar untuk menjadi contoh bagi daerah lain dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan," ungkapnya.

Baca juga: Luhut Ungkap Ada 2 Proyek CCS di RI, Simpan Karbon Singapura hingga Jepang

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Krisis Iklim: Petani Berjaket dan Gembol Es Batu, Meninggal karena Panas Ekstrem
Krisis Iklim: Petani Berjaket dan Gembol Es Batu, Meninggal karena Panas Ekstrem
LSM/Figur
Celios: Terlalu Beras, Kebijakan Pangan Kita Berisiko Hiperinflasi
Celios: Terlalu Beras, Kebijakan Pangan Kita Berisiko Hiperinflasi
LSM/Figur
KLH Perluas Perdagangan Karbon Global, Gandeng Global Carbon Council dan Plan Vivo
KLH Perluas Perdagangan Karbon Global, Gandeng Global Carbon Council dan Plan Vivo
Pemerintah
Penggunaan Pupuk Kimia Tinggi, Tanda Pertanian Indonesia Belum Berkelanjutan
Penggunaan Pupuk Kimia Tinggi, Tanda Pertanian Indonesia Belum Berkelanjutan
LSM/Figur
Populasi Hiu Paus Kian Terancam, Dibutuhkan Rencana Aksi Nasional Baru
Populasi Hiu Paus Kian Terancam, Dibutuhkan Rencana Aksi Nasional Baru
Pemerintah
Energi Bersih Diperkirakan Gantikan 75 Persen Kebutuhan Bahan Bakar Fosil
Energi Bersih Diperkirakan Gantikan 75 Persen Kebutuhan Bahan Bakar Fosil
Pemerintah
Setelah 20 Tahun, WTO Resmi Larang Subsidi Perikanan Ilegal dan Merusak
Setelah 20 Tahun, WTO Resmi Larang Subsidi Perikanan Ilegal dan Merusak
Pemerintah
Menteri LH: Tanggul Beton di Cilincing Kantongi Persetujuan Lingkungan
Menteri LH: Tanggul Beton di Cilincing Kantongi Persetujuan Lingkungan
Pemerintah
Asia Tenggara Kini Jadi Magnet Hijau, Banjir Dana Iklim
Asia Tenggara Kini Jadi Magnet Hijau, Banjir Dana Iklim
Swasta
Lewat SuperSUN, PLN Hadirkan Energi Terbarukan untuk Dukung Pemerataan Akses Teknologi Pembelajaran di Maluku Utara
Lewat SuperSUN, PLN Hadirkan Energi Terbarukan untuk Dukung Pemerataan Akses Teknologi Pembelajaran di Maluku Utara
BUMN
ITDC Perkuat Konservasi Kawasan KEK Mandalika melalui Penanaman Mangrove
ITDC Perkuat Konservasi Kawasan KEK Mandalika melalui Penanaman Mangrove
BUMN
Inisiatif Global Baru: IUCN Bentuk Kelompok Konservasi Mikroba
Inisiatif Global Baru: IUCN Bentuk Kelompok Konservasi Mikroba
Pemerintah
Kembangkan Kapasitas PLTN, Asia Tenggara Perlu Investasi 208 Miliar Dollar AS
Kembangkan Kapasitas PLTN, Asia Tenggara Perlu Investasi 208 Miliar Dollar AS
Swasta
Derawan Bangun TPS3R, Dorong Pariwisata Berkelanjutan
Derawan Bangun TPS3R, Dorong Pariwisata Berkelanjutan
LSM/Figur
KTM Solutions Ingatkan Laporan ESG Bukan Sekadar Dokumen Kepatuhan
KTM Solutions Ingatkan Laporan ESG Bukan Sekadar Dokumen Kepatuhan
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau